search
GergasiApi-RudolfDethu

GERGASI API – THE FLAMES THAT WE SHARED

Gergasi Api and its majestic, magnificent, and atmospherically gothgeous post-rock.
Rivaba-Balkan
Fenomena campur sari indie x Top 40 sedang riuh terjadi di Bali belakangan ini. Walau sejatinya sudah ada sejak cukup lama, jajaran pegiat indie mulai dari Zat Kimia, Aray Daulay (alM.), hingga bahkan Navicula, pernah cukup aktif “ngamen” di bar-bar di Bali selatan. Namun “serbuan” para aktivis indie di masa pagebluk ini mengalami peningkatan signifikan. Musisi seperti Manja, Modjorido, Soulfood, Truedy, dsb. silih berganti meramaikan panggung-panggung pertunjukan bar dan restoran di Canggu, Seminyak, Nusa Dua, sampai Uluwatu. Bergantian dengan paguyuban dendang Top 40 veteran seperti, sebut saja misalnya, Ika & the Soul Brothers serta Djampiro. Apakah merupakan aksi terlarang ketika sebuah band indie menyanyikan lagu orang lain? Bisakah dikategorikan dalam perbuatan tidak menyenangkan kala sekelompok grup musik yang mengaku indie namun faktanya kerap tampil menyanyikan tembang-tembang populer/Top 40?
SHADEN
Barangkali mengejutkan, tembang power pop “Dunia Belum Berakhir” oleh Shaden yang dirilis di tahun 2000 ini oh-ternyata punya peran lumayan signifikan di skena punk rock Bali Selatan, utamanya Twice Tape Shop (jalan raya Legian). Anak skena macam Superman Is Dead, Jihad (sebelum berubah nama ke The Dji Hard), Emocore Revolver, Commercial Suicide, dsb, mereka adalah saksi kunci.

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top