search

Discotion Pill

Grup asal Bali nan keren yang semestinya sudah menggapai ketenaran pada circa 2008-2009. Muda, tampan, mumpuni bermusik, serta bisa dibilang satu-satunya band yang memainkan electronic rock di masa itu.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Grup asal Bali nan keren yang semestinya sudah menggapai ketenaran pada circa 2008-2009. Muda, tampan, mumpuni bermusik, serta bisa dibilang satu-satunya band yang memainkan electronic rock di masa itu.

Saya juga doyan dengan gaya menyanyinya yang agak diseret-seret serta melafalkan Bahasa Indonesia bak sedang berbahasa Inggris. Tren hampir-cheesy yang bermula di era Pop Kreatif di era Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, serta musisi sepantaran.

Video di atas adalah tembang klasik milik mereka, “Kecewa”, yang mengangkat pamor mereka di skena lokal. Disutradarai oleh karib saya, Ridwan Rudianto.

Dan trio ini belum mati. Masih belum menyerah. Akan segera berulangtahun dalam waktu dekat. Dirgahayu, Discotion Pill. Semoga Dewi Fortuna kini berpihak padamu Dizta & co., lalu membawamu ke jenjang atas dalam karir bermusik.

“Tapiku… melirik maksimum, membencimu…” (Haha!)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top