search

Sejarah Jari Tengah serta Diplomasi Kontra Kultura

Gestur mengacungkan jari tengah seperti yang dilakukan Lemmy di foto yang terpampang di sebelah merefleksikan tindakan derogatori, menghina lawan bicara, melecehkan pihak lain.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Johnny Cash, sebelum konser di penjara San Quentin, 1969 | iconicphoto.wordpress.com
Johnny Cash, sebelum konser di penjara San Quentin, 1969 | iconicphoto.wordpress.com

Foto di atas merupakan momen klasik yang terjadi di lembaga pemasyarakatan San Quentin pada tahun 1969. Johnny Cash yang sedang berlatih untuk pertunjukannya di depan para narapidana di LP yang berlokasi di California, Amerika Serikat, tersebut merasa kesal dengan fotografer Jim Marshall. Ungkapan gusarnya itu ia ungkapkan dengan mengacungkan jari tengah kepada Jim.

Gestur mengacungkan jari tengah sedemikian rupa merefleksikan tindakan derogatori, menghina lawan bicara, melecehkan pihak lain. Isyarat itu bisa dibaca sebagai “fuck you”, “fuck off”, “go fuck yourself”, “shove it up your ass”, “up yours”, “die motherfucker”, “persetan kau”, “kontol barbar”, “bangsat rendah”, “pukimak”, dan macam-macam ungkapan nyolot nan murtad Pendidikan Moral Pancasila, agama, serta sopan santun.

Di jagat Barat, gestur jari tengah tersebut ditajuki the finger (olah tubuh seolah-olah “giving someone the finger”). Dikenal pula dengan nama lain seperti the finger wave, the middle finger, flipping someone off, flipping the bird, the rude finger, the one finger salute, dsb.

The Infamous Middle Finger | andthatswhyyouresingle.com
The Infamous Middle Finger | andthatswhyyouresingle.com

Mau tahu sejarahnya?

Manuver the finger ini konon telah digunakan sejak peradaban Yunani Kuno dan Romawi Kuno (antara 8 Sebelum Masehi hingga 600 Masehi). The finger merepresentasikan batang kemaluan. Sementara dua jari di sisi kiri dan kanannya diposisikan mewakili buah zakar. The finger pula melambangkan hubungan badan. Ketika the finger diacungkan ke pihak lain, artinya bahwa si pengacung sedang merendahkan pihak tersebut.

Di masa Yunani Kuno gestur jari tengah itu disebut sebagai katapygon yang erat berhubungan dengan aktivitas seks anal. Di ensiklopedia Yunani Kuno, Suda, gestur jari tengah diterangkan sebagai “menyentuh lubang dubur dengan jari”.

Dalam budaya Latin the finger digolongkan sebagai digitus impudicus alias “jari yang memalukan, membuat tersinggung, tak senonoh”. Barangkali mirip dengan budaya kita yang menganaktirikan tangan kiri lalu menyebutnya “tangan kotor”.

Di masa Abad Pertengahan tindakan mengacungkan jari tengah dianggap setara saat ksatria mengacungkan lance (sejenis tombak) ke musuhnya, ekspresi merendahkan lawan, gestur disrespek.

Ksatria abad pertengahan mengacungkan lance | monsterhunter.wikia.com
Ksatria abad pertengahan mengacungkan lance | monsterhunter.wikia.com

Di era modern, menurut linguis Jesse Sheidlower, ia perkirakan the finger mulai tumbuhkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1890an. Antropolog Desmond Morris menyebut budaya mengacungkan jari tengah dibawa oleh para imigran Italia.

Aksi the finger yang paling pertama berhasil didokumentasikan di AS terjadi pada 1886. Old Hoss Radbourn, pemain baseball dari klub Boston Beaneaters, saat berpose bersama rekan setimnya tertangkap kamera mengacungkan jari tengahnya—kabarnya ia persembahkan kepada tim rival, New York Giants.

Old Hoss Radbourn, berdiri paling kiri, flipping the bird | historybyzim.com
Old Hoss Radbourn, berdiri paling kiri, flipping the bird | historybyzim.com

Pada 1976, wakil presiden AS masa itu, Nelson Rockefeller, terekam media mengacungkan jari tengah kepada para hippies saat berkampanye di New York. Peristiwa ini lalu memunculkan istilah baru: Rockefeller Gesture.

Rockefeller Gesture | theselvedgeyard.wordpress.com
Rockefeller Gesture | theselvedgeyard.wordpress.com

Pada periode belakangan ini, musisi dan atlet olahraga tampaknya yang paling kerap mengacungkan jari tengah di depan publik. Sering kali penyebabnya karena ultra sebal tanpa jeda dikuntit oleh para paparazzi.

Lemmy dan Wendy O. Williams saat mempromosikan EP duet mereka, Stand by Your Man | pinterest.com
Lemmy dan Wendy O. Williams saat mempromosikan EP duet mereka, Stand by Your Man | pinterest.com

Pun kolektif dance-pop asal NYC, Cobra Starship, mendendangkan tembang spesial soal jari tengah yang bertajuk, ya, “Middle Finger”.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Gestur the finger ini cukup populer juga di pergaulan anak muda Nusantara, lumayan sering dipraktekkan, terutama di skena musik cadas—dan lebih kerap bermakna “aku tak peduli” atau “fuck the world” dibanding “fuck you”.

Anak punk FTW | justinbrownbooks.wordpress.com
Anak punk FTW | justinbrownbooks.wordpress.com

Dalam konteks folklor lokal, kita juga memiliki gestur jari-jari semacam the finger walau tak sama persis namun setara bermakna derogatori. Saya nihil informasi gestur seperti foto di bawah ini sebutan tepatnya apa—istilah Inggrisnya sih fig sign. Yang jelas, sering dimaknai sebagai representasi berhubungan badan. Pun karena pemakai gestur ini didominasi penggunaannya oleh laki-laki, gestur ini kerap dipakai untuk menggambarkan lawan jenis yang dikategorikan, istilah tertibnya, friends with benefits.

Fig signs.
Fig signs.

Secara historikal fig sign ini diperkirakan muncul dari kultur Hindu, merefleksikan kontak seksual antara lingga (penis) dengan yoni (vagina). Gestur fig sign ini dipraktekkan juga oleh penduduk di negara-negara Eropa Timur dan Turki.

Kembali ke isu awal, di masa sekarang Rockefeller Gesture mulai rutin digunakan sebagai simbol keberanian, ekspresi perlawanan, proklamasi pembebasan diri terhadap nilai-nilai kaku di masyarakat, sebentuk diplomasi kontra kultura.

Namun, saking mahsyurnya, akibat terlalu menjamur penggunaannya di berbagai belahan dunia, terkesan sekadar gagah-gagahan (baca: korban Westernisasi), belakangan ini the finger perlahan tapi pasti kian kehilangan shock value-nya. Sudah hampir terlalu biasa, kelewat sering kita menyaksikan orang di sekitar kita mengacungkan jari tengah ke udara hingga akhirnya derajat ketersinggungan yang timbul anjlok secara signifikan. The finger is no longer offensive.

Lalu langkah apa yang mesti dilakukan agar mutu disrespek the finger kembali menjulang dan berbahaya? Mark L. Knapp, profesor emeritus bidang Komunikasi di University of Texas at Austin menyarankan menggandakannya: bersikaplah lebih total, acungkan kedua jari tengah!

Dua jari tengah ini khusus untuk para pencoleng pemrakarsa Reklamasi Teluk Benoa! | rawstory.com
Dua jari tengah ini khusus untuk para pencoleng pemrakarsa Reklamasi Teluk Benoa! | rawstory.com

SIMAK JUGA
Mano Cornuta
Heavy Metal Umlaut
One Hit Wonder
Get In the Ring, Mick Wall!
__________________

• Tulisan ini mengutip paling banyak dari Wikipedia
• Sampul artikel dipinjampakai dari gregodensdong.wordpress.com

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top