search

Rock-n-Roll Exhibition: ANDRE OPA

Edition: May 11, 2011Rock-n-Roll Exhibition: ANDRE OPASoundtrack of My Life: For Every milestone I've Reached, There's Been a #1 Hit to Define the TimesMenjadi penyanyi/musisi dan wartawan adalah cita-cita remaja saya. Kakek saya yang wartawan sekaligus pemain musik Hawaiian adalah stimulator masa depan saya. Usaha menjadi penyanyi sudah dimulai saat remaja manakala saya aktif ikut vocal group. Namun apa yang bisa diperbuat ketika cita-cita itu kita rangkai 30 tahun silam di tempat terpencil nun jauh di Tondano sana. Asa berbinar saat menjejak tanah Jakarta. Niat merealisasikan cita-cita sepertinya terbuka. Tapi di tahun 90-an awal jauh dari kemudahan seperti sekarang ini. Alhasil, walau sempet bergabung dengan Channel 2 Band dan Avatar Band, saya hanya terus menjadi pemimpi dalam merujuk cita-cita. Tahun 1999 saya menjadi jurnalis dalam rangka mewujudkan cita-cita saya yang lain. Tapi jiwa saya tak bisa lepas dari musik. Makanya sejak bergabung di Tabloid Indonesian Expose, Majalah Colors, Musikmu.com, Majalah Poster hingga menjadi Editor-in-chief di Majalah Trax, saya memilih menjadi pewarta berita musik. Pada akhirnya saya harus mengubur mimpi saya menjadi musisi. Tapi musik tetap mengalir dalam darah dan membuat saya terhanyut jauh. Di tengah kesibukan sebagai Editor-in-chief Majalah Trax, saya berkontribusi dalam industri musik sebagai manajer untuk The Titans dan Antik Band. Saya juga melakoni peran sebagai konsultan promo media serta sebagai produser untuk artis pendatang baru. Dan menjadi juri dalam beberapa ajang lomba pencarian bakat berkategori nasional. Dan, ‘ke-saya-an’ itu dituangkan dalam Soundtrack of My Life, sebuah rangkaian lagu pembentuk jiwa serta pengiring langkah dalam saya mencintai musik. Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! May 04, 2011Rock-n-Roll Exhibition: DANIE SATRIOAll Those (Very, Very) Lucky Bastards:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, written and handpicked by Danie Himself :: Kemampuan menyanyi, bagi saya, adalah sebuah anugerah. Tak usah pikirkan seberapa khas suaranya, seberapa besar kharismanya, bisa menyanyi dengan baik dan benar alias tak fals saja adalah sebuah pemberian yang sangat berharga. Karena tak semua orang, ternyata, bisa menyanyi dengan kriteria yang saya sebut di atas. (Ini sudah dibuktikan di beberapa ajang pencarian idola di layar kaca. Dan bukan sekali dua kali saya alami sendiri ketika didaulat untuk jadi juri di beberapa kompetisi band.) Tak kurang beruntungnya, adalah mereka yang dipilih untuk bisa menangkap-dan-kemudian merangkai nada-nada yang bebas berkeliaran di mana saja, lalu menggabungkannya dengan kata-kata atau kalimat-kalimat menjadi sebuah lagu utuh. Apalagi ketika kemudian lagu itu mampu menggugah perasaan sekian ratus, ribu, bahkan juta orang. Untuk ikut merasakan, mencerna perlahan, lalu terhanyut di dalamnya. Dan kemudian mengapresiasi semua itu dengan cara membeli karya tersebut dan menjadikan pembuatnya pujaan. (Kalau belum pernah membuat lagu utuh, saran saya, cobalah. Maka Anda bisa merasakan sendiri betapa sungguh sangat tak sepelenya urusan satu ini.). Di atas semua, yang---bahkan sumpah serapah paling kasar pun tak cukup melukiskan perasaan iri saya---paling beruntung adalah manusia-manusia yang memiliki kedua talenta di atas lalu dengan manis mampu menggabungkannya dalam sebuah kemasan yang layak---bahkan sering kali, lebih---untuk dipaparkan pada dunia dan seisinya. Mereka---yang kerap disebut sebagai singer/songwriter---inilah yang menurut saya para pewarna sejati dunia. Terutama kalau kita sama-sama percaya bahwa musik (dalam konteks ini musik populer) punya andil dan kekuatan besar dalam mewarnai hidup manusia. Yes, IMHO, these kind of people really are the luckiest bastards… Paparan saya malam ini adalah semacam mini-tribute pada mereka para lucky bastards yang dengan gaya masing-masing sudah turut mewarnai dunia. Setidaknya, dunia versi saya. ・Notes: untuk edisi ini sengaja saya pilih all-male singer/songwriters. Bukan lantaran kecenderungan orientasi seksual tertentu atau justru sexist. Melainkan semata-mata lantaran jatah durasi yang diberikan baru cukup untuk yang pria. Kali lain, kalau diberi kesempatan lagi, saya coba paparkan playlist all-female…
Tonite! April 27, 2011Rock-n-Roll Exhibition: ARDY CHAMBERS33 Sounds Outta 33 Degree Celcius City:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Ardy Himself ::...Pertama akrab dan mencintai lagu-lagu tertentu berawal sejak SMP, sekitar tahun 1994. Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda mengenal kalangan pemusik tanah air dan dunia. Berada dan tinggal di Makassar dengan cuaca panas dengan suhu rata-rata 33 derajat celcius, mungkin lebih panas dari kota-kota lainnya di Indonesia, menjadikan rutinitas orang-orang begitu monoton, cenderung jadi followers dan konsumtif. Tidak banyak informasi lebih bisa didapatkan. Tidak banyak ketemu orang bisa berbagi informasi dan wawasan, kecuali saya tetap giat belajar di sekolah dan mencoba mencari koneksi/korespondensi keluar Makassar. Akhirnya beruntung dikaruniai passion independen dan mencoba mempopulerkan musik dan fashionnya yang saat itu masih asing di kalangan Makassar... Karena pengaruh informasi lokal, awalnya saya lebih banyak dengar dan suka artis/band rock lokal seperti God Bless, Edane, Roxx, Boomerang, Slank, Power Metal, Pas, Puppen, Koil. Bahkan hampir semua deretan lagu dan album mereka tidak terlewatkan, walaupun sebagian besar saya dapatkan bukan di saat mereka rilis. Intinya saya mengakui, dari awal banyak menyukai artis/band lokal hingga saat ini apalagi dengan kemunculan Burgerkill, Seringai, The Upstairs, Efek Rumah Kaca, Komunal, Kelelawar Malam, dan deretan band lokal berkualitas lainnya. Karena pengaruh internet yang mulai merambah pada akhir tahun 1997 dan keberhasilan saya terhadap korespondensi luar, menjadikan saya lebih banyak lagi mengenal katalog artis/band luar. Dan lagi-lagi diketemukan deretan artis/band rock khususnya heavy metal hingga hardcore punk. Bahkan ke subgenre rock yang lain nan modern. Dan passion tersebut menjadikan saya merasa sebagai masyarakat Indonesia yang kebetulan tinggal di Timur bahkan merasa sebagai masyarakat dunia yang kebetulan tinggal di Indonesia. Berikut playlist (sesuai tahun rilis) saya buat lebih variatif, sengaja saya pilih khusus lagu luar yang dari awal membuat sensasi, penasaran, dan kesenangan buat saya dan mengarahkan saya ke jalur seperti saat ini dan bahkan bisa mempertemukan saya sebagian diantara mereka. Mari nikmati! Oh, terima kasih kepada saudara R. Dethu, pendiri dan kurator Rock-n-Roll Exhibition, yang turut memilih saya untuk menampilkan playlist, dimana nanti akan disebarluaskan ke orang-orang yang dianggap kredibel dan kompeten soal musik. Proud! Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Di edisi BlokRokinBeats kali ini saya bawakan tema emansipasi perempuan di blantika berkesenian--utamanya musik rock---serta saya bagi menjadi dua: era para pionir (Queens of Noise) dan masa generasi penerus (Riot Grrrl). Agar punya gambaran lebih lengkap, saya pilihkan tembang dari artis-artis yang baik secara langsung memang terlibat di skena Riot Grrrl macam Bratmobile, Bikini Kill, Team Dresch, dan Heavens to Betsy; juga kumpulan seniman perempuan yang masif menginspirasi gerakan persamaan derajat di Rock-n-Roll semisal Suzi Quatro, Patti Smith, Chrissie Hynde (Pretenders), Poly Styrene (X-Ray Spex), The Slits, Exene Cervenka (X), Wendy O Williams, Joan Jett, pula Lita Ford; serta sosok-sosok wanita yang walau tak terkait langsung dengan fenomena Riot Grrrl namun tersimak punya peran menonjol, kental kesan pemberontak, in-your-face, bingar lagi bising, di blantika musik seperti Peaches, Brody Dalle (The Distillers), Lesbians On Ecstasy, Kittie, Le Tigre, Shonen Knife, plus lainnya.A movement formed by a handful of girls who felt empowered, who were angry, hilarious, and extreme through and for each other. Built on the floors of strangers' living rooms, tops of Xerox machines, snail mail, word of mouth and mixtapes, riot grrrl reinvented punk - Beth Ditto
Tonite! Wednesday, April 06, 2011; 8-10 PMR-n-R Exhibition [mini version]: OOMLEO33 Lagu Penusuk Jantung, Tiada Jenuh Ter-putar-rus-menerusIntroduction and playlist, written and handpicked by Oomleo Himself.Inilah dia, 33 (kebetulan gua baru ulangtaun yang ke-33, so, dengan senang hati gua pilih angka tersebut.. hehe..) lagu favorit yang paling sering gua putar di playlist MP3 player gua "sepanjang masa"! Permohonan maaf sebelumnya tentang "ekspektasi". Sangat jauh m'lenceng dari kalimat "Rock-n-Roll Exhibition"; pilihan lagu gua terlalu "slow". Jazz-jazz standar dan slow-slow gitu, lah.. ("Sok-sokan jazz luh, oomleo! Najis.. Tokai kucing!") ...Cuek aja lah ...Sikat! ...Fisik dan mental tetep rock, tapi kalbu berkata lain. Silakan di-enjoy!Alm. bokap memperkenalkan The Beatles ke gua---sejak gua masih berbentuk janin---hingga gua menginjak status kanak-kanak. Pesan moral terselubung dari beliau saat itu adalah: "Kamu cukup mendengarkan The Beatles. Band-band lain setelah The Beatles adalah peniru The Beatles." Terlepas dari keadaan tersebut, koleksi kaset yang ada di lemari bokap hanya berisi jazz dan jazz, serta jazz. Selepas kanak-kanak hingga ABG, gua kepincut untuk membeli album kaset Ebiet G Ade, Benyamin S., Heli Gaos, Pengantar Minum Racun, Vina Panduwinata, Doel Soembang, D'Bodors, New Kids on the Block, Color Me Badd, dan (berbagai) berantakan lainnya. Saat itu gua nggak tersentuh metal dan variannya. Langsung skip ke arena Nirvana beserta adik-adiknnya. Sementara, nggak ada kontribusi apapun dari bokap di fase ini. Berbalik arah ketika menginjak usia muda ke dewasa---pra-wafatnya bokap---beliau mulai sharing soal musik; memperkenalkan nama musisi (rata-rata pemain jazz), menyebutkan nama-nama musisi favoritnya, mengajak gua buat kenal dengan temen-temen mudanya yang sering kongkow bermain musik, dan sebagainya. Gua kulik semua kaset yang ada di lemari milik bokap; genre, dan bobot musik yang ada. Pilihan gua cuma jatuh sama koleksi jazz standar milik bokap beserta varian jazz yang "mudah" diserap. Selain itu, sisanya cukup didengarkan sekali lewat dan/atau cukup mengenal nama musisinya saja. Saat itu, gua masih menikmati The Beatles (dan turunannya), yang menurut gua adalah sejenis tesis "anti-jazz"; yang bertolak belakang dengan keadaan setelahnya: Hampir semua musisi jazz pernah meng-cover satu/beberapa lagu The Beatles, namun tidak sebaliknya. Penikmat segala jenis musik pasti akan mafhum dengan keadaan tersebut. Demikian halnya dengan gua. Sekarang gua udah mulai tau, musik yang tepat buat gua, dan bisa memilih jenis musik yang bisa gua nikmatin sendirian. Buat nemenin kerja, dan sebagainya. ♪♬♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls ♬♩♫
Tonite! March 30, 2011Rock-n-Roll Exhibition: HENRY FOUNDATION30 Bands That Told Me to Buy Guitar:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Henry Himself :: Sejak 20 tahun yang lalu saya tidak pernah bercita-cita menjadi pemain gitar handal, hingga kini pun tidak. Hanya berpura-pura seolah sedang memainkan gitar di kamar dengan penggaris panjang sambil mendengarkan beberapa koleksi musik yang dikutuk oleh Ibu saya. Hasilnya saya hanya cuma bisa menyanyi---itu pun seadanya. Gitar pertama saya adalah gitar akustik merk Yahaha (Yamaha palsu), beli bekas dari teman saya Iyus pada tahun 91. Lebih dari cukup untuk mempelajari chord dasar dengan bersusah payah. Setelah saya kuliah dan tidak lagi tinggal bersama orang tua, Ibu saya diam-diam membuang gitar tersebut. Sangat mengecewakan memang, walau pada waktu itu passion saya terhadap gitar telah hilang. Setelah menikah dan beberapa tahun berkonsentrasi dengan musik-musik sintetik, tiba-tiba passion terhadap gitar muncul kembali dan saya berfikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli gitar. Fender Jaguar menjadi pilihan gitar kedua saya pada akhirnya. Walau tidak handal bergitar, paling tidak kali ini saya bisa berpura-pura memainkan gitar di kamar bukan lagi dengan penggaris panjang dan tanpa sepengetahuan Ibu saya. Playlist yang saya buat berikut ini adalah beberapa band yang saya dengarkan dan sebagian lagi saya idolakan hingga men-trigger niat saya untuk membeli gitar. Bukan karena teknik shredding atau sound gitarnya yang extravaganza, lebih kepada sesuatu yang memasuki alam bawah sadar saya, proses kenikmatannya, lagi dan lagi---kalau kata Necrodeath---Bah! Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! Wednesday, March 23, 2011; 8-10 PM38 (Infamous) Punk Rock and New Wave Anthems You Must Hear Before You DieIn case you kiddos don't know or easily amazed by Fat Mike cheap talks and still think the owner of Atticus clothing label---what's his name again---is the 3-chords prophet, well, you must listen carefully to this playlist. These songs, most of them, are in the category of "not widely popular but uber influential" among Punk Rock and New Wave scene. These are kickass anthems you must hear before you die. Oh, first thing first: give away your Macbeth shoes to your lovely punk wannabe little brother, and you, put back on your Doc Martens. Show some respect to Malcolm McLaren and Vivienne Westwood. ♬ ♪ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls ♫ ♬
Tonite! March 16, 2011Rock-n-Roll Exhibition: CHE CUPUMANIKInkubator Rock Kotor:: Playlist, intro, song descriptions, and (some) photos, written and handpicked by Che Himself :: Playlist yang saya susun ini, bukan tipe lagu yang sengaja saya telusuri, karena lagu ini ada di zaman saya, dia datang melalui rekomendasi kawan atau dari terpaan media. Dulu dan kini, mereka menjadi teman akrab, penanda perjalanan hidup dan tapak-tapak jejak langkah. Lagu-lagu ini meski berasal dari tahun 90-an, mereka masih ada dalam daftar lagu yang sengit diputar saat ini, mereka masih terdengar modern. Dan bisa dipastikan, mereka membentuk selera dan cita rasa musikal saya. Bercak ekspresinya mungkin berantakan ada di dalam musikalitas yang saya bikin, disadari atau tidak. ♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! March 09, 2011!Rock-n-Roll Exhibition: WAHYU NUGROHO aka ACUMThe 70's Soft-Folk-Rockin-Tongkrongan Beats:: Playlist, intro, song descriptions, and (a few) photos, written and handpicked by Acum Himself :: Era 70-an: Berambut gondong, brewok, celana cut bray, memakai kaus band-band kesayangan. Aktivitas: Pergi ke konser, hang out di halaman belakang rumah, membakar jagung bakar, minum bir murahan, ditemani teman-teman, dihiasi gitar bolong dan menyanyi lagu-lagu favorit. Atau hanya sekedar nongkrong sendirian di atas balkon atau teras depan rumah... Berikut 33 lagu-gitar 70-an favorit saya...
The New Wave of British Heavy Metal (frequently abbreviated as NWOBHM) was a heavy metal movement that started in the late 1970s, in Britain, and achieved international attention by the early 1980s. The movement developed as a reaction in part to the decline of early heavy metal bands such as Deep Purple, Led Zeppelin and Black Sabbath. NWOBHM bands toned down the blues influences of earlier acts, incorporated elements of punk, increased the tempo, and adopted a "tougher" sound, taking a harder approach to its music. It was a scene directed almost exclusively at heavy metal fans. The era is considered to be a major foundation stone for the extreme metal genres; acts such as the American thrash metal band Metallica cite NWOBHM bands like Saxon, Motörhead, Diamond Head, and Iron Maiden as a major influence on their musical style Reviled or ignored by many mainstream critics in both the UK and the US, the NWOBHM nonetheless came to dominate the heavy metal scene of the early-mid 1980s. NWOBHM was musically characterized by fast upbeat tempo songs, power chords, fast guitar solos and melodic, soaring vocals, with lyrical themes often drawing inspiration from mythology and fantasy fiction. The early movement was associated with acts such as Iron Maiden, Def Leppard, Saxon, Motörhead, Angel Witch, Tygers of Pan Tang, Blitzkrieg, Avenger, Sweet Savage, Girlschool, Jaguar, Demon, Diamond Head, Samson and Tank, among others. The image of bands such as Saxon, consisting of long hair, denim jackets, leather and chains, would later become synonymous with heavy metal as a whole during the 1980s. Some bands, although conceived during this era, saw success on an underground scale, as was the case with Venom and Quartz.
Edition: Wednesday, February 16, 2011Rock-n-Roll Exhibition: TAUFIQ RAHMANIn Defense of Underdog:: Playlist, photos, intro, and song descriptions, handpicked and written by Taufiq himself :: I have never become a number one. And it is easy to see myself as a member of some kind of underdog club, people who just muddle through in life without any aspiration to be bigger than what they are, a state of mind that allows me to live with only little amount of pressure. Enough about myself! My championing of underachiever makes it easy to connect with bands who throughout their existence never achieve even a modicum of success---who never had a number one hit at the Billboard Chart or MTV videos. I hate to use this word, but these are some of the most "underrated" bands, who without the pressure of having to achieve success, could produce lasting work of art. These are music from bands that are spoken in hushed tones and knowing wink from people who are willing to look away from the screen, pages of Rolling Stone or the syndicated FM dial. Having said that, pardon my deliberate omission of The Beatles, The Who, The Rolling Stones, Metallica or even The Strokes. Everybody else has put them on almost any list, so why bother?
Edition: Wednesday, February 09, 2011Rock-n-Roll Exhibition: PHILIPS VERMONTELagu-lagu Empat Musim:: Playlist, intro, and song descriptions, handpicked and written by Philips himself :: Siapa tak kenal mahakarya komponis besar Italia, Antonio Vivaldi yang berjudul The Four Seasons (Le Quattro Stagioni). Mahakarya ini terdiri dari empat set orkestrasi biola dimana Vivaldi 'berkisah' tentang empat musim: spring, summer, autumn/fall, winter. Menjadi mahasiswa di Amerika dalam lima tahun terakhir memberi saya kesempatan menikmati (juga mengalami derita) empat musim yang bergerak dari satu ekstrim ke ekstrim lain. Membuat list lagu terbaik adalah tugas maha berat. Maka, saya melarikan diri dengan memilih sekedar menulis lagu-lagu yang menemani saya melalui empat musim setiap tahun, selama lima tahun terakhir.
Edition: October 13, 2010Rock-n-Roll Exhibition: NASTA SUTARDJO90s Big Bad Boutique:: Playlist, intro, and song descriptions, handpicked and written by Nasta Herself :: I'm having a total revelation. Who would've thought you missed the 90's so bad? I mean it literally kicks off the word "Phat" and created the hair gel "just got out of bed", wearing tucked-in t-shirt on a bootcut jeans is fine? Those kind of ridiculousness reminds me of my good old days, skipping and got dropped out from college. Yes. I was, in fact a ruthless UI student who got kicked out after 6 month of absentee. Being a "good" apprentice that I am, determined to leave the country to, so to say, discovering British scene. And all I got was a revelation of a self righteousness and blinded me from seeing the fact that no man can ever defeat the female power. Growing up in the 90's is such an advantage. The decades helped form and shape my independent music taste. Growing out from the heavy metal/glam rock scene, I was a real sucker to alternative rock panorama. Then the girl band/singer scene really kicks in. It further become the gesture of my works. Did attempt to form an all girl band. Twice. Sucked on it. My salutation to all of the absolute wicked female bands/singer that rocked my cradle. The wind is blowing the other way. Channeling kinda lo-fi rock 90's groove all the way, with a twist. From the alternative rock to shoegazing until the era of the forgotten trip hop to disco, nevermind the bollocks, here is the 90's female band! Thanks Mr. Dethu for bring me back there!
Tonite! Wednesday, December 15, 2010; 8-10 PMR-n-R Exhibition [mini version]: LECIRMelodicpunk & Meat Beat Manifesto:: Introduction, playlist, and photo, written and handpicked by Lecir Himself :: Saat pertama kali Rudolf Dethu meminta saya untuk terlibat dalam The Block Rockin' Beats untuk ikut berpartisipasi (dan bukan hanya sebagai pemutar CD di radio), saya tentu saja sangat merasa senang dan merasa terhormat. Saya sering berbeda pendapat dengan Dethu. Utamanya tentang melodicpunk juga Fat Mike (NOFX) yang sering disebutnya sebagai sosok fasis. Ya, di situs jejaring sosial macam Twitter kita memang sering berdebat tentang melodicpunk yang tidak fashionable. Tapi Dethu adalah seorang yang fair dan bisa menghargai perbedaan pendapat. Saya bukanlah seorang pembuat mixtape yang baik. Well, karena memang tidak pernah bikin sebelumnya! Haha... Maka dari itu saya akan berusaha merangkai lagu-lagu di dalam playlist ini sesuai dengan selera saya saja! Selamat menikmati! ♪♬♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Tonite! Wednesday, 2010; 8-10 PMR-n-R Exhibition [mini version]: OPPIE ANDARESTATemple of Everlasting Light:: Introduction and playlist, written and handpicked by Oppie Herself :: Perjalanan karir musik saya sebagai penyanyi dan pencipta lagu di awali dengan terdamparnya saya di sebuah tempat di jalan Potlot 14 di awal 90an. Pada saat itu teman-teman saya yang sebagian besar rocker (Pay, Bimbim, Bongkie) sedang seru-serunya mendengarkan Whitesnake, Led Zeppelin, dll. Saya yang baru lulus SMA dan memainkan jazz fussion bersama Indra (yang kemudian bergabung dgn Slank), Ronald (mantan Gigi), Marshal (Ada band) mau tak mau mendengarkan musik rock setiap hari dengan cukup intens. Apalagi kemudian saya, Bimbim, dan Pay sempat membentuk grup band yang membawakan lagu-lagu rock dari Heart, Starship, Whitesnake, dll. Lalu satu malam saat kami nongkrong sambil mendengarkan Bimbim yang tahu keinginan saya untuk menjadi penyanyi bilang, " Kalau mau jadi penyanyi, jadilah penyanyi yang menciptakan lagu sendiri. Penyanyi yang punya sikap/pesan." Kemudian Pay datang dengan membawa album pertama Tracy Chapman, penyanyi perempuan kulit hitam, yang lagunya berlirik menggigit. Tracy bukan "a girl with sexy look". Bisa dibilang Tracy Chapman adalah role model saya dalam bermusik. Saya mendengarkan berbagai jenis musik. Tapi saya selalu tertarik untuk mendengarkan dan belajar dari musisi perempuan lainnya yang bisa memainkan instrumen, menciptakan lagu, dan punya sikap/pesan kuat di karya mereka. Berikut adalah lagu/musik yang yang juga memberi inspirasi saya bermusik, musik yang membuat saya joget di atas pool table atau nyebur ke swimming pool, musik yang membantu saya tetap waras, musik yang saya putar di awal hari saya, yang saya putar di ujung hari saya, yang saya dengar saat saya PMS, musik/lagu yang biasa saya dan teman-teman nyanyikan sampai suara saya habis... ♪♬♫ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top