Grup asal Bali nan keren yang semestinya sudah menggapai ketenaran pada circa 2008-2009. Muda, tampan, mumpuni bermusik, serta bisa dibilang satu-satunya band yang memainkan electronic rock di masa itu.
Saya juga doyan dengan gaya menyanyinya yang agak diseret-seret serta melafalkan Bahasa Indonesia bak sedang berbahasa Inggris. Tren hampir-cheesy yang bermula di era Pop Kreatif di era Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, serta musisi sepantaran.
Video di atas adalah tembang klasik milik mereka, “Kecewa”, yang mengangkat pamor mereka di skena lokal. Disutradarai oleh karib saya, Ridwan Rudianto.
Dan trio ini belum mati. Masih belum menyerah. Akan segera berulangtahun dalam waktu dekat. Dirgahayu, Discotion Pill. Semoga Dewi Fortuna kini berpihak padamu Dizta & co., lalu membawamu ke jenjang atas dalam karir bermusik.
“Tapiku… melirik maksimum, membencimu…” (Haha!)