Aray Daulay: Lagu Perjalanan

Butuh waktu hingga 3 tahun bagi Aray Daulay merampungkan album terbarunya, Lagu Perjalanan. Namun rentang nan panjang itu tidak sia-sia, malah memuaskan. Karena jitu menggambarkan sosok Aray sebagai musisi veteran, melewati bermacam fase dan tren, kenyang asam garam belantika musik Indonesia.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Butuh waktu hingga 3 tahun bagi Aray Daulay merampungkan album terbarunya, Lagu Perjalanan. Namun rentang nan panjang itu tidak sia-sia, malah memuaskan. Karena jitu menggambarkan sosok Aray sebagai musisi veteran, melewati bermacam fase dan tren, kenyang asam garam belantika musik Indonesia.

Menyodorkan “Aku Dengar” sebagai single perdana, jajaran tembang yang terpapar di rilisan gres Aray ini sebagian merupakan komposisi lama—sejak Aray mulai aktif berkesenian di era 90an—dengan dibumbui aransemen baru. Termasuk “Aku Dengar” yang merupakan karya yang pernah dibawakannya bersama Plastik, paguyuban psychedelic rock yang sempat lumayan kondang di jagat cadas Nusantara.

“Aku Dengar” sendiri berkisah soal dialog dua sahabat, tentang kesejatian pertemanan yang selalu mau saling mendengarkan, apa pun kejadiannya. Harapannya, dengan cara sederhana, mau mendengarkan, semoga bisa meringankan persoalan.

Lagu milik Plastik lainnya, “Rahasia”, juga dimasukkan di album ini.

Ray D’Sky, grup musik Aray pasca Plastik yang pekat campur sari Folk, Blues, dan Reggae; beberapa senandungnya disertakan pula yaitu “Alive” dan “Tak Perlu Sempurna”.

Sementara itu Imanez (almarhum), sosok yang amat dikagumi sekaligus dulunya adalah sahabat Aray, satu karyanya bertajuk “Sunset” didendangkan ulang.

Selain beragam gita lawas, di album yang diproduseri Aray beserta karib lamanya, Didit Saad, pun ada dua gubahan baru: “Remind” dan “Very Nice”.

Bagi Aray album Lagu Perjalanan merupakan kombinasi antara napak tilas—menyusuri ranah yang pernah ditapakinya—dengan cakrawala baru yang hendak disusurinya.

RUDOLF DETHU

Daftar Lagu:
1. Aku Dengar
2. Rahasia
3. Alive
4. Tak Perlu Sempurna
5. Sunset
6. Remind
7. Very Nice

Video “Aku Dengar”
DOP: Yoga Ogre
Editor: Imung Setiawan
Properties: Cipta Gunawan, Orion Jax
Cam Guys: Yoga Ogre, Ivan Himawan, Lawalata, Imung Setiawan
Shooting Locations: Bali, Amsterdam, Australia

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top