BANTU PANTI ASUHAN JOS AGAR 68 ANAK TAK TERLANTAR

Pasca 1,5 tahun digebuk pagebluk, panti asuhan yang selama ini saya turut bina, Jodie O’Shea House (JOS), makin susah bertahan, sebentar lagi gulung tikar jika tiada tindak penyelamatan. Usianya tinggal hitungan sedikit bulan. 68 anak tanggungan JOS bakal terlunta terlantar. Maka itu saya memberanikan diri untuk menggalang dana publik.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Klik tautan berikut berdonasi: https://kitabisa.com/campaign/bantupantiasuhanjos

Setelah 1,5 tahun dihajar pandemi, panti asuhan yang selama ini saya turut bina, Jodie O’Shea House (JOS), makin susah bertahan, fondasi kian rapuh, sebentar lagi rubuh jika tiada tindak penyelamatan. Usianya tinggal hitungan sedikit bulan. 68 anak tanggungan JOS bakal terlunta terlantar.


Maka itu saya memberanikan diri untuk menggalang dana publik karena sangat butuh sokongan anda semua. Pun, saya sadar sekali situasi sekarang sedang sulit. Tapi semoga masih ada kawan, kerabat, dan sejawat yang dilimpahi rejeki. Dengan segala kerendahan hati saya memohon sumbangsih, kedermawanan anda semua untuk turut membantu. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya makan dan sekolah 68 anak-anak serta operasional panti asuhan.

Klik tautan berikut untuk mulai berdonasi: https://kitabisa.com/campaign/bantupantiasuhanjos

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top