search

Rock-n-Roll Wonderland Named JavaRockin’Land

Yes, the biggest rock festival in South East Asia is back! Last year they brought relatively big names---and attracted almost 50,000 people---such as Mr. Big, Mew, Third Eye Blind, Secondhand Serenade, etc; in 2010 this Gudang Garam-sponsored event will present even bigger calibres: Smashing Pumpkins, Stereophonics, Arkarna, Mutemath, Datarock, Di-rect, etc. The venue is at Carnaval Beach, Ancol, same as last year. The tickets can already be purchased. The normal price for a day event is Rp 320.000, while the 3-day pass is Rp 760.000. There will also be a camp site which public can rent tents to stay in. The confirmed schedule for the international bands so far is: Smashing Pumpkins & Datarock on Friday, October 8; Stereophonics, Galaxy 7 and Arkarna on Saturday, October 9; and Mutemath + Di-rect on Sunday, October 10.
Berita pers tentang album (penuh) perdana dari Nymphea Malaikatmu ini saya telah buat lalu publikasikan pertama kali pada Juni 2008. Barangkali tulisan ini sudah terbilang agak usang di masa sekarang. Namun tetap saya tampilkan di situs pribadi saya ini demi mendokumentasikan perspektif yang pernah saya tuangkan agar menjadi lebih rapi, tak lagi berceceran tak beraturan, bisa menjadi arsip yang sahih lagi sinambung.
Heard this song played live a few nights ago at Granat concert. Heavy-hittin' hard rock anthem. Masculine. Mid-tempo madness. Down. Dirty. Riff. Rhythm. Hook. Foooook!
Ekspatriat asal Amerika, Joe Petagno, mengenal Ian "Lemmy" Kilmister ketika Joe dipekerjakan oleh band space-rock legendaris Inggris, Hawkwind. Begitu kenal, satu sama lain langsung klik. Klop. Cocok."We immediately got along like a house on fire---or better yet, a city"Kata Joe kepada majalah Revolver via e-mail. Lemmy lalu bilang bahwa bandnya, Bastard, butuh logo yang in-your-face dan frontal merefleksikan outlaw biker Amerika. Joe---setelah melalui riset yang butuh konsentrasi penuh (thanks to Jack Daniels)---akhirnya menyodorkan imej yang di kemudian hari ultra populer mulai dari wilayah Rock hingga fashion: Snaggletooth.
Tonite! Wednesday, September 01, 2010; 8-10 PMUpcoming R-n-R Exhibition: MARZUKI MOHAMMADAnimisme Progresif:: Introduction and playlist, written and handpicked by Zuki Himself :: Aku lahir di Prambanan, daerah di mana hingga sekarang banyak terdapat candi-candi Hindu dan Budha. Ironis, karena eksistensi candi-candi itu tidak didukung oleh komunitas religius, kecuali di hari raya agama-agama tersebut. Aku juga sadar bahwa candi itu dibangun tak jauh dari abad di mana Nabi Mohammad hanya bisa memugar Ka'bah di Mekkah dalam teknik arsitektur yang paling sederhana, dan sekarang menjadi kiblat sembahyang mayoritas penduduk Indonesia. Jika melihat aku saat ini, potret ironi tentang tempat dimana aku lahir tersebut juga tergambar jelas; sebagai anak seorang ustadz, ketua Muhammadiyah di daerah tersebut, juga pendiri pesantren setempat, sejak kecil dididik sebagi muslim. Bapak dari Hidayat Nur Wahid, mantan presiden PKS itu, selalu menjadi wakil bapakku, maka tidak heran jika sekarang dua kakakku adalah DPR PKS, maka jangan heran nama aseliku Marzuki Mohammad. Dengan background semacam itu tentu waktu kecil aku mendegar lagu-lagu nasid dan musik-musik bernuansa Islami, untungnya juga mendengar gamelan dan menikmati kesenian-kesenian tradisional di daerah setempat. Jika kemudian aku menjadi seperti sekarang, tentu ada masa di mana aku menghabiskan banyak energi dan waktu yang sangat panjang untuk bernegosiasi dan berkompromi dengan keluargaku tentang jalan hidup yang aku pilih dan percaya. Aku memulai petualangan musikal secara serius baru ketika SMA. Tapi juga banyak sekali yang akan terlewat jika aku membuat playlist untuk mempresentasikan petualangan tersebut, karena aku selalu berusaha mendengar dan menikmati genre musik apa pun, juga karena saat ini semua idola bagiku sudah mati; itu kenapa aku punya alias Kill the DJ---if DJ is a God, I’ve killed lots of Gods! Juga lumayan susah mengingat-ingat karena koleksi recordku pernah hilang ketika rumahku kerampokan waktu aku tinggal di Paris.

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]
Scroll to Top