search

Rock-n-Roll Exhibition: RIDWAN RUDIANTO

Edition: June 09, 2010Rock-n-Roll Exhibition: RIDWAN RUDIANTOBeats & Pieces:: Playlist, intro, and song descriptions, written and handpicked by Ridwan Himself :: Sebagian besar lagu di play list ini saya ambil dari koleksi CD yang banyak dibeli antara tahun 1996-1999. Tidak banyak memori pribadi yang tersimpan, melainkan hanya rangkaian nada yang disusun baik untuk menciptakan mood yang khusus. Pengalaman sulitnya merangkai, saya menemukan ada beberapa lagu favorit yang ternyata tidak bisa dilepas dari albumnya untuk dimasukkan ke playlist ini. Mungkin di sana tangguhnya beberapa musisi menyusun tracklist album hingga kita tidak tega untuk mencomot setiap individual track-nya. Pemilihan lagu juga mempertimbangkan faktor jam tayang acara di malam hari, karena ternyata tidak semua musik cocok di dengar di kala langit gelap Demikian sudah, selamat malam, selamat menikmati.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Edition: June 09, 2010

Rock-n-Roll Exhibition: RIDWAN RUDIANTO
Beats & Pieces

:: Playlist, intro, and song descriptions, written and handpicked by Ridwan Himself ::

Sebagian besar lagu di play list ini saya ambil dari koleksi CD yang banyak dibeli antara tahun 1996-1999.

Tidak banyak memori pribadi yang tersimpan, melainkan hanya rangkaian nada yang disusun baik untuk menciptakan mood yang khusus.

Pengalaman sulitnya merangkai, saya menemukan ada beberapa lagu favorit yang ternyata tidak bisa dilepas dari albumnya untuk dimasukkan ke playlist ini.

Mungkin di sana tangguhnya beberapa musisi menyusun tracklist album hingga kita tidak tega untuk mencomot setiap individual track-nya.

Pemilihan lagu juga mempertimbangkan faktor jam tayang acara di malam hari, karena ternyata tidak semua musik cocok di dengar di kala langit gelap

Demikian sudah, selamat malam, selamat menikmati.

The Playlist:

01. Second Bad Vibel – Autechre
Lagu dari duo elektronik musik asal Inggris ini sangat kokoh seperti paku beton, sedikit berdurasi panjang (09:47) tapi sangat membius jika didengar dengan sabar.

02. Dirge – Death in Vegas
Bergender pyschedelic/electronic rock, ini salah satu lagu dari album solid sepanjang masa.

03. Toybox – Portishead
Diambil dari single Glory Box ternyata ini versi remix lain dari lagu fenomenal Glory Box. Menarik karena mereka memasuki unsur raungan gitar ke dalamnya.

04. Self Destruction, Part Two – Nine Inch Nails
Yeah, saya kira ini salah satu lagu om Reznor yang paling cadas dan bajingan. Silakan dites!

05. Headhunter (version 1.0) – Front 242
Salah satu band pionir Industrial dari Belgia, dentuman beat-nya seperti siap menyerbu ke sarang penjahat.
~ Cek juga video lagu ini yang dibuat oleh Anton Corbijn di sini

06. After The Flesh (remix) – My Life With The Thrill Kill Kult

Pertama kali mendengar lagu ini di film The Crow ketika Brandon Lee menghajar para bajingan di gang sempit.
“I am the way of the future,” sahut mereka berulang-ulang.

07. Reverence – The Jesus & Mary Chain
Salah satu lagu paling favorit dari band paling favorit sepanjang masa. Pernah saya angkat sebagai lagu kebangsaan pribadi selama bertahun-tahun, tapi sekarang sudah tidak lagi.
~ Tonton konsernya di dalam sebuah acara tivi di sini

08. Stupid Fambaloo – Matmos

Coba dengar ini! Duo Experimental Electronic Music. Mereka menyusun beat dari tiupan balon! Pernah menjadi musisi bersama Björk di konser Opera House. Hebat sekali!

09. Arch Carrier – Autechre
Salah satu album Autechre kesayangan. Beat-nya disusun pelan, sabar dan konsisten.

10. Misery is a Butterfly – Blonde Redhead
Lagu ini seperti obat bius, membawa kita masuk ke semak berduri. Suara vokalis Kazuo Makino terdengar mirip Kate Bush tapi juga tidak, menarik sekali.

11. N.W.O – Ministry
Lagu lawas grup ini sangat powerful tapi sayang mereka telat menekan tombol ‘eject’.

12. A Drug Against War – KMFDM

Bersama dengan Front 242, Ministry & My Life With The Thrill Kill Kult, grup Jerman ini merangsek dunia Industrial di awal tahun 90-an. Cover albumnya selalu tertata—kerjasama yang panjang dengan artist Aidan “Brute” Hughes.

13. The Rip – Portishead
Setelah vakum hampir 10 tahun, grup ini muncul kembali dengan nada-nada baru yang bikin kaget. Siap-siap untuk salto menggali lubang di tanah di saat memasuki menit ke 02:15.

14. Paradise Circus – Massive Attack
Dari album gress mereka, di lagu ini bekerja sama dengan Hope Sandoval (Mazzy Star).

15. Voyage – Charlotte Gainsbourg
Di album ke-2 ini dia dibantu oleh Beck. Cantik sekali.

16. At the Heart of It All – Nine Inch Nails
Lagu instrumental ini sangat menghipnotis. Pelan dan sabar mengajak kita tidak gentar menerobos kegelapan yang semakin pekat.

17. Rage:Man – Mogwai
Setiap dengar lagu ini rasanya mau mati dan setelah itu tidak bisa tidur karena terlalu sedih.

18. Schunkel – Mouse On Mars
Salah satu grup elektronik favorit, memainkan nada-nada kecil yang disusun jungkir balik seperti mix antara music video game dan beat industrial.

19. Ponderosa – Tricky
Manusia ini mengerikan sekali. Memiliki suara yang full of power lalu dikombinasikan dengan beat kecil. Di lagu ini dia berkolaborasi dengan Martina Topley Bird.

20. When Face Was Face (Isan Remix) – Seefeel
Tidak begitu banyak tau tentang grup ini. Lagunya saya ambil dari kompilasi label Warp. Dentumannya pelan dan melangkah sabar, akhirnya bisa meninggalkan luka yang aneh.

21. Nightlife – Amon Tobin
Ini DJ favorit saya, lagunya tersusun rapi membentuk suatu cerita seperti di film peri.

22. Mike Mills – Air
Duo French yang selalu mengeluarkan album bagus, tidak ada yang jelek sama sekali dari dulu hingga kini.

23. It’s a Wonderful Life – Sparklehorse
Akhirnya satu lagi lagu yang tiap didengar rasanya pengen mati dan kebetulan vokalisnya baru saja juga mati bunuh diri.

____________________

Catatan: Ridwan adalah seorang seniman visual. Tepatnya seniman visual berbakat lagi perfeksionis. Ia pernah berkuliah beberapa tahun di Kanada mengambil jurusan film dan kemudian berkarir di seksi editing film saat kembali ke Indonesia. Sesekali pria campursari Tionghoa-Bali ini membikin videoklip juga. Salah satu lagu Superman Is Dead serta Shaggydog pernah digarapnya. Seperti juga gayanya menulis, ia lebih memilih untuk menyimak, irit bicara, dibanding memberi komentar tak perlu. Namun ketika tiba gilirannya menyampaikan pendapatnya, sering cenderung pendek, plus tepat menusuk jantung. Me likey.

Songs remixed + voice introduction by Marlowe Bandem.

___________________

♫ If you wanna listen to the song, go to Big Audo Dynamite on your top right and pick the playlist. Or download the whole playlist here ♫

SEE ALSO
Homegrown & Well Known: RIDWAN RUDIANTO

Upcoming shows/exhibitions★:
– November 03: Stirling Siliphant (writer, Bangkok-Singapore-Bali indie bands impresario)
– November 10: Samack (mastermind of Apokalip media & Solidrock showbiz, Malang’s underground Godfather)
– November 17: Bonny Sidharta (Ganja Claus, bassist of Deadsquad and Raksasa, ex-Tengkorak & Vessel)
– November 24: Mian Tiara (singer, songwriter, jazz ingenue)
– December 01: Oppie Andaresta (singer, songwriter, rock-n-roll veteran)
– December 08: Lecir (band manager, melodic punk connoisseur)
– December 15: Meita Kasim (writer, ex-music director of Hard Rock FM Jakarta, ex-vocalist of Wondergel)
– December 22: Robin Malau (rock star turned geek, Indonesia’s hardcore pioneer via Puppen, living legend)
– December 29: Acum (asst. Managing Editor of Trax mag, vocalist of Bangkutaman)
And more exhibitions next year by Philips J. Vermonte, Taufiq Rahman, Che Cupumanik, Henry Foundation, Oomleo, Cindy Ishimine, Ardy Chambers, Anto Arief, Kemir, Philip Mimbimi, etc.

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU

★subject to change
____________________

The Block Rockin’ Beats
Curator: Rudolf Dethu
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top