Rock-n-Roll Exhibition: WOK THE ROCK

Edition: September 21, 2011Rock-n-Roll-Exhibition: WOK THE ROCKPayudara, Wiski dan Ganja:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Wok The Rock Himself :: Playlist yang saya susun dalam pameran ini mengacu pada 3 seri mixtape yang pernah saya kerjakan 2 tahun yang lalu, yaitu seri All The Young Cult. Seri tersebut bisa anda unduh di http://theyoungcults.tumblr.com. Tema dalam seri ini merupakan lagu-lagu yang saya gemari saat menenggak alkohol dan menghisap ganja. Lagu-lagu yang menurut saya memiliki nuansa erotis, sensual, ritmis, hipnotik, liar bahkan syahdu. Ada yang bising dan kasar, ada pula yang mendayu dan mengiris perasaan. Bagi orang lain nuansa dan sensasinya akan berbeda, baik dalam pengaruh alkohol dan mariyuana atau "sadar" (berat menyebut keadaan saat tidak mabuk/giting sebagai kondisi sadar). Bagi pendengar yang doyan miras dan mariyuana, sangat disarankan anda menenggak dan menghisapnya sambil mendengarkan pameran seni suara ini. ♫ Radio streaming live 8-10 PM (Bali time) http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Edition: September 21, 2011

Rock-n-Roll-Exhibition: WOK THE ROCK
Payudara, Wiski dan Ganja

:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, handpicked and written by Wok The Rock Himself ::

Playlist yang saya susun dalam pameran ini mengacu pada 3 seri mixtape yang pernah saya kerjakan 2 tahun yang lalu, yaitu seri All The Young Cult. Seri tersebut bisa anda unduh di http://theyoungcults.tumblr.com. Tema dalam seri ini merupakan lagu-lagu yang saya gemari saat menenggak alkohol dan menghisap ganja. Lagu-lagu yang menurut saya memiliki nuansa erotis, sensual, ritmis, hipnotik, liar bahkan syahdu. Ada yang bising dan kasar, ada pula yang mendayu dan mengiris perasaan. Bagi orang lain nuansa dan sensasinya akan berbeda, baik dalam pengaruh alkohol dan mariyuana atau “sadar” (berat menyebut keadaan saat tidak mabuk/giting sebagai kondisi sadar). Bagi pendengar yang doyan miras dan mariyuana, sangat disarankan anda menenggak dan menghisapnya sambil mendengarkan pameran seni suara ini.

The Playlist:

01. The Second Coming – Megachurch
Sebuah awal yang bersemangat dan bergelora. Megachurch memang memberikan energi yang provokatif. Band ini cukup mengandalkan stoner-rock instrumental yang keras dengan imbuhan sampler pidato keagamaan dari berbagai kepercayaan, membuat anda percaya diri bahwa kericuhan antar agama membuat kita bergelora.
Album: Megachurch/Year released: 2010

02. Alabama’s Doomed – Wizzard Sleeve
Duo leather-stud-jacket punk rocker pemuja Suicide, Chrome dan Helios Creed. Mengantar punk dalam riuhnya psikedelia. Tubuh anda tentunya mulai meregang.
2009

03. I Want Your Damage – Nice Face
Hampir mirip Wizzard Sleeve, bedanya Nice Face terlihat lebih halus. Mungkin karena direkam digital dirumah sendirian. Anak punk penyendiri yang asik dengan game-game kekerasan. Meski kurang mendapat review yang bagus dibeberapa media, saya sangat suka.
Immer Etwas/2009

04. Crazy Feeling – Lou Reed
Saatnya tenang sejenak. Berbeda dengan kompatriotnya John Cale, pasca The Velvet Underground Lou Reed bermain “biasa-biasa” saja. Mengeksplorasi kecintaannya pada musik rock ‘n’ roll dalam nuansa yang mistis dan gelap, segelap lorong-lorong jalanan dengan kehidupannya yang sangat keras. Saya merasa tidak menemukan heroin di lagu ini, tapi uap bensin dan solar.
Coney Island Baby/1976

05. Sweden – David Cronenberg’s Wife
Nama band yang menarik. Tentunya beranggotakan musisi yang melek film. Beredar di skena anti-folk Inggris namun lagu-lagunya mengingatkan saya pada The Velvet Underground dan The Modern Lovers. Bernas.
Bluebeard’s Room/2008

06. One Thousand Tears of a Tarantula – Dengue Fever
Band amrik yang membangkitkan arwah psychedelic rock Kamboja yang sempat berjaya di era sebelum Pol Pot berkuasa. Mungkin akan ada band amrik lain yang tertarik membangkitkan arwah AKA. Air mata yang sangat beracun. Muka anda mulai menebal?
2005

07. New West – Cult Of Youth
Anak-anak muda yang ganteng, imut dan cantik pemuja pagan. Mencoba menabuh kembali genderang Death In June dan band sejenis di era keemasan skena neo-folk dan post-industrial. Jika irish-punk mulai terdengar Melayu di telinga anda, Cult Of Youth pas untuk perjamuan anda.
2011

08. Where Do We Go Now But Nowhere? – Nick Cave & The Bad Seeds
Saatnya minum segelas air putih dan hanyut sejenak sambil melemaskan badan. Jangan tidur dulu. Perjalanan masih jauh.
The Boatman’s Call/1997

09. Heaven – Health
Ah! Anda ternyata sudah di surga. Surga yang gegap gempita. Band hardcore berbadan elektronik-industrial ini susah banget ditemukan di Google. Tidak percaya? Ketikkan “health” dan silakan mencari.
2007

10. Night – Zola Jesus
Salah satu gadis muda idola baru. Cocok untuk anda penggemar serial TV “Ghost World”. Bertalenta tinggi, misterius, soliter dan cantik. Gadis ini menghantar anda memasuki Goa Selarong.
2010

11. Silent Hedges – Bauhaus
Lagu ini melengkapi Zola Jesus supaya lebih pekat. Hisap pelan-pelan ya.
The Sky’s Gone Out/1982

12. Look at You, You’re Ugly – Nora Keyes
Lain lagi dengan gadis muda yang satu ini, musik minimalis yang dibawakannya justru membuatnya terlihat tua dan menyeramkan. Mungkin terlalu sering menonton video Mak Lampir di YouTube.
2003

13. Mistaken For Cops – The High Confessions
Supergroup. Ministry-Killing Joke-Sonic Youth-Minsk. Pantas memberikan asupan miras di aura kegelapan pada tiga lagu sebelumnya.
2010

14. Tyrants – Black Mountain
Kuping anda tentunya sudah memerah dihajar fidelitas rendah dan kasar yang mendominasi separuh lagu-lagu di atas. Mari memasuki era fidelitas yang lebih lembut. Black Mountain lahir dari cangkang Anton Newcombe dan antek-anteknya. Modal heavy metal yang mereka miliki cukup membuat mereka berbeda dari komunitasnya.
2008

15. Ore D’Amore – Mike Patton
Saatnya ‘ngadem’ sebentar bersama Mike Patton yang sedang tergila-gila dengan western-spaghetti a la sang maestro Morricone. Perhatikan sekelilingmu, pastikan stok amunisi anda cukup untuk satu jam ke depan.

16. Mountain Song – Jane’s Addiction
Band ini bagi saya wajib untuk didengar saat perjamuan miras dan mariyuana. Nomor ini juga menghantar kita ke kawasan stoner di Utara Amerika yang saat ini dikuasai oleh genk Selatan.
Nothing’s Shocking/1988

17. Jesus Christ Pose – Soundgarden
Soundgarden dengan Badmotorfinger adalah band pertama yang memikat telinga saya akan musik yang berat, pekat, keras dan mulai benar-benar bisa menikmati psychedelic rock seutuhnya. Sebelumnya, saya tidak pernah merasa melayang saat mendengarkan The Doors maupun Pink Floyd.
Badmotorfinger/1991

18. Uncle Bob – L7
Ini dia para gadis-gadis jagoan nan liar. Rakitlah sebuah bong dari botol Aqua tanggung. Tuangkan vodka atau kalau perlu arak setinggi 3 sentimeter. Hisap!
L7/1988

19. Hellhole Ratrace – Girls
Anda tentunya butuh rileks setelah menghisap asap bong rakitan mutakhir. Pria flamboyan pentolan band ini dengan senang hati siap memijat urat nadi anda.
2009

20. They Came From The Sky – Human Eye
Lagu ini siap menyambung kembalinya fidelitas rendah yang telah diserukan oleh L7 dan Girls. Punk rock! Human Eye kembali memicu zat psikotropika dalam kebisingan alkohol. Mungkin terlintas dalam benak anda untuk mulai jalan-jalan menyusuri malam. Pastikan anda memiliki keseimbangan badan yang cukup saat mengemudi.
2011

21. Seer – Moon Duo
Ini dia band favorit terbaru saya. Menguras habis gaya rockabilly Suicide dan menggantinya dengan raungan gitar Ritchie Blackmore. Keluarkan kamera anda, pasang bulp dan nikmati pemandangan penuh warna sambil berkendara dengan kencang. Atau anda cukup menutup kedua mata saja.
Mazes/2010

22. Jet Set Sex – My Life With The Thrill Kill Kult
Tenangkan diri anda. Silahkan menyalurkan nafsu birahi sepuasnya.
2007

23. Cheree – Suicide
Pil suplemen penambah gairah birahi anda. Suara mas Alan Vega terlalu seksi untuk tidak disertakan.
Suicide/1977

24. Hero – Neu!
Lagu terakhir. Merangkum semua deretan lagu-lagu dalam playlist ini. Sebuah landmark yang bersanding dengan The Velvet Underground dan Suicide dalam merakit seri Payudara, Whiskey dan Ganja. Lantai dansa sudah berakhir, anda bisa tidur atau melanjutkan ke klub malam lainnya. Jangan lupa minum air putih sebanyaknya sebelum tidur.
Neu! ’75/1975

___________________

Wok The Rock adalah penggiat seni yang tinggal dan bekerja di Yogyakarta. Terlibat aktif di skena punk rock pada paruh akhir 90-an hingga 2004 dengan mengelola label Realino Records. Pada tahun 2002 turut mendirikan artist-collective Ruang MES 56 yang fokus pada fotografi kontemporer di Indonesia. Di tengah semaraknya download music ilegal dan lesunya industri rekaman fisik, pada tahun 2007 ia mendistribusikan musik secara gratis dan legal melalui jaringan internet via label Yes No Wave Music. Saat ini Wok The Rock sedang beringas menjalankan proyek seni jangka panjangnya “Burn Your Idol” berupa pengumpulan 1000 CD-R album favorit anak muda di Indonesia.

___________________

♪ Download the whole playlist here

Upcoming shows/exhibitions*:
– Sep 28 | Kiss Kiss Bang Bang: Soundtracks of Lost Loves and Heartache
– Oct 05 | Exhibition: Djundi Prakasha (Indonesian U2 hugest fan, owner of Fame Station, Bandung)
– Oct 12 | Exhibition: Wening Gitomartoyo (Rolling Stone mag – editorial staff)
– Oct 19 | Exhibition: Josh Howard (The Yak mag – marketing development)
And more exhibitions by Tony Tandun, Anto Arief, Adi Cumi, Ricky Surya Virgana, Tony Trax, Doni Iblis, Kas, Misty Dian, Saleh Husein, and more.

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU
*subject to change
____________________

The Block Rockin’ Beats
Curator: Rudolf Dethu
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top