Tonite! Rock-n-Roll Exhibition: HENRY FOUNDATION!

Tonite! March 30, 2011Rock-n-Roll Exhibition: HENRY FOUNDATION30 Bands That Told Me to Buy Guitar:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Henry Himself :: Sejak 20 tahun yang lalu saya tidak pernah bercita-cita menjadi pemain gitar handal, hingga kini pun tidak. Hanya berpura-pura seolah sedang memainkan gitar di kamar dengan penggaris panjang sambil mendengarkan beberapa koleksi musik yang dikutuk oleh Ibu saya. Hasilnya saya hanya cuma bisa menyanyi---itu pun seadanya. Gitar pertama saya adalah gitar akustik merk Yahaha (Yamaha palsu), beli bekas dari teman saya Iyus pada tahun 91. Lebih dari cukup untuk mempelajari chord dasar dengan bersusah payah. Setelah saya kuliah dan tidak lagi tinggal bersama orang tua, Ibu saya diam-diam membuang gitar tersebut. Sangat mengecewakan memang, walau pada waktu itu passion saya terhadap gitar telah hilang. Setelah menikah dan beberapa tahun berkonsentrasi dengan musik-musik sintetik, tiba-tiba passion terhadap gitar muncul kembali dan saya berfikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli gitar. Fender Jaguar menjadi pilihan gitar kedua saya pada akhirnya. Walau tidak handal bergitar, paling tidak kali ini saya bisa berpura-pura memainkan gitar di kamar bukan lagi dengan penggaris panjang dan tanpa sepengetahuan Ibu saya. Playlist yang saya buat berikut ini adalah beberapa band yang saya dengarkan dan sebagian lagi saya idolakan hingga men-trigger niat saya untuk membeli gitar. Bukan karena teknik shredding atau sound gitarnya yang extravaganza, lebih kepada sesuatu yang memasuki alam bawah sadar saya, proses kenikmatannya, lagi dan lagi---kalau kata Necrodeath---Bah! Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tonite! March 30, 2011

Rock-n-Roll Exhibition: HENRY FOUNDATION
30 Bands That Told Me to Buy Guitar

:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Henry Himself ::

Sejak 20 tahun yang lalu saya tidak pernah bercita-cita menjadi pemain gitar handal, hingga kini pun tidak. Hanya berpura-pura seolah sedang memainkan gitar di kamar dengan penggaris panjang sambil mendengarkan beberapa koleksi musik yang dikutuk oleh Ibu saya. Hasilnya saya hanya cuma bisa menyanyi—itu pun seadanya.

Gitar pertama saya adalah gitar akustik merk Yahaha (Yamaha palsu), beli bekas dari teman saya Iyus pada tahun 91. Lebih dari cukup untuk mempelajari chord dasar dengan bersusah payah. Setelah saya kuliah dan tidak lagi tinggal bersama orang tua, Ibu saya diam-diam membuang gitar tersebut. Sangat mengecewakan memang, walau pada waktu itu passion saya terhadap gitar telah hilang.

Setelah menikah dan beberapa tahun berkonsentrasi dengan musik-musik sintetis, tiba-tiba passion terhadap gitar muncul kembali dan saya berfikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membeli gitar. Fender Jaguar menjadi pilihan gitar kedua saya pada akhirnya. Walau tidak handal bergitar, paling tidak kali ini saya bisa berpura-pura memainkan gitar di kamar bukan lagi dengan penggaris panjang dan tanpa sepengetahuan Ibu saya.

Playlist yang saya buat berikut ini adalah beberapa band yang saya dengarkan dan sebagian lagi saya idolakan hingga men-trigger niat saya untuk membeli gitar. Bukan karena teknik shredding atau sound gitarnya yang extravaganza, lebih kepada sesuatu yang memasuki alam bawah sadar saya, proses kenikmatannya, lagi dan lagi—kalau kata Necrodeath—Bah!

The Playlist:


01. Kickstart My Heart – Motley Crue
Bisa dibilang ini menjadi album Motley Crue yang membuat saya harus menawar gitar akustik Yahaha sahabat saya, “Kickstart My Heart” adalah track terganas, terliar dan tervaforit saya pada album ini.
Album: Dr. Feelgood/Year released: 1989


02. Whiplash – Metallica
“Blackened” adalah lagu Metallica pertama yang saya dengar dan langsung suka. Tapi setelah mencoba mengenal Metallica lebih jauh, semangat metal masa muda yang cepat dan berapi-api memaksa saya untuk lebih menyukai single “Whiplash”.
Kill ‘Em All/1983


03. Milk (Ode To Billy) – Anthrax
Pada masa kegilaan dengan heavy metal, kecepatan dalam ketukan adalah segalanya bagi saya.
Attack of the Killer B’s/1991


04. Enter My Subconscious  - Necrodeath
Ibu saya tidak akan pernah mengerti kalau ini adalah track dengan lirik yang memorikal buat saya “…Process the pleasure, again and again!”  maaf ya Ma.
Fragments of Insanity/1989


05. Dead Shall Rise – Terrorizer
Masih tidak percaya kalau pernah meng-cover lagu ini dengan band pertama saya Dyer dan kemudian di-medley dengan “Stillbirth” dari Necrodeath semasa SMP.
World Downfall/1989

06. Night Crawler – Judas Priest
Entah mengapa dulu saya tidak suka dengan Judas Priest, mungkin karena vokalisnya botak dan ber-latex, tapi setelah Iyus sahabat saya meminjamkan album kaset Painkiller, saya tetap tidak suka. Hingga tanpa sadar “Night Crawler” terus-menerus menemani saya megerjakan tugas Biologi (tanpa tanda kutip) di kamar. Blame it on Iyus.
Painkiller/1990


07. Disco’s Out Murder’s In – Suicidal tendencies
Berharap track ini dimainkan seandainya mereka datang ke Jakarta suatu saat nanti.
Lights…Camera…Revolution!/1990


08. Troops Of Doom – Sepultura
Saya sempat tergila-gila dengan growl Max diawal lagu ini.
Morbid Vision/1986


09. Tormentor – Kreator
Akhirnya saya tahu, kenapa Max Cavalera dulu growlnya pake reverb.
Endless Pain/1985


10. But Life Goes On – Entombed
Seperti album Wish-nya The Cure, Left Hand Path album yang cocok untuk menemani tidur siang di masa-masa yang sulit.
Left Hand Path/1990


11. Satan’s Trampoline – Lawnmower Deth
Mendengar lagu ini dari kompilasi Thrash Generation yang ternyata aslinya berjudul Grind Crusher The Ultimate Earache. Judul dan single “Satan’s Trampoline” menjadi inspirasi nama band kedua saya: Corpse Trampoline.
Grind Crusher The Ultimate Earache/1992


12. World Eater – Bolt Thrower
Sampai sekarang saya masih menginginkan t-shirt album Realm of Chaos. Mengingatkan pada ilustrasi perang-perang ksatria klasik seperti pada kover Manowar, bedanya yang ini robot.
Realm of Chaos/1989

13. From Out of Nowhere – Faith No More
Pernah mengkover lagu ini bersama band projekan gak jelas: The Onky Alexander’s Wife. Jimi Multhazam sebagai vokalis dan saya main drum. Itu bukan masalah, bagi saya Faith No More adalah kuntji.
The Real Thing/1989

14. On A Plain – Nirvana
Hanya gara-gara untuk mengkoleksi album band ini, saya rela menjual kaset Exodus, dan Death SS saya.
Nevermind/1991


15. My Friend Goo – Sonic Youth
Pernah merekomendasikan band bagus ini kepada teman di Banda Aceh. Ternyata semangat “Napalm Death”-nya masih kental, sehingga album “Goo” yang dibeli dalam bentuk kaset yang sekarang menjadi rare ini dia kirimkan sebagai hadiah ke saya.
Goo/1990

16. Plainsong – The Cure
Teman-teman saya banyak yang mengistilahkan telah menunaikan “ibadah Haji” ketika menyaksikan Slayer, Iron Maiden, Kraftwerk, NIN, Bob Dylan dll. Saya pun begitu dan tidak tanggung-tanggung, “ibadah” selama 2 jam lebih , 2 baris di depan Mr. Smith, 30-an setlist lagu, 2 kali encore dan 5 lagu terakhir khusus dari album “Boys Don’t Cry”, Jackpot!
Disintegration/1989


17. Kung Fu – Ash
Tidak akan tidak pernah suka musik dengan fuzz distorsi yang ditabrakan dengan vokal berirama yang lemah lembut.
1977/1996


18. Jamie – Weezer
Dari album kompilasi Geffen Records inilah saya pertama kali mendengar Weezer, dan saya pikir “Jamie” merupakan lagu yang tepat untuk dinyanyikan lipsync di depan cermin kamar sambil bergaya. Coba saja sendiri.
DGC Rarities Vol.1/1994

19. Disarm – Smashing Pumpkins
Menjadi satu lagu andalan kalau lagi nongkrong di era pertengahan 90-an dengan gitar kopong.
Siamese Dream/1993


20. Some Candy Talking – The Jesus And Mary Chain
Lagu yang sempurna untuk menutup setlist DJ set anda, namun dengan satu syarat: dikala semua orang di bar sudah setengah mabok.
Pshycocandy/1985


21. Strawberry Wine – My Bloody Valentine
Entah bagaimana setiap mendengarkan “Strawberry Wine” selalu mengingatkan saya dengan duet Nancy Sinatra dan Lee Hazlewood.
Ecstasy & Wine/1989


22. Vapour Trail – Ride
Terimakasih ya Tuhan, telah engkau ciptakan Ride yang kemudian menciptakan lagu ini.
Nowhere/1990


23. Blush – The Raveonettes
Kalau nonton The Cure adalah “ibadah haji”, maka menyaksikan The Raveonettes adalah “ibadah umroh”. I love you Sharin Foo.
Lust, Lust, Lust/2007


24. Red Sea – Asobi Seksu
“Red Sea” adalah single terbaik Asobi Seksu di album Citrus. Kalau kamu putus cinta dan kebetulan hari itu kamu tidak naik kelas dan Bapakmu di kantor polisi sms minta transfer pulsa 50rb, tolong jangan dengar lagu ini di atas balkon lantai 16.
Citrus/2006

25. Starlett Johansson – The Teenagers
Siapa yang tidak suka dengan Scarlett Johansson??
Reality Check/2008


26. Come Saturday – The Pains Of Being Pure At Heart
Yang paling saya suka dari beberapa tahun belakangan ini adalah banyaknya band baru yang mengingatkan saya dengan era 90-an. Forget the 80’s here comes the 90’s!
The Pains of Being Pure At Heart/2009


27. Afgrunden – Sune Rose Wagner
Solo album Sune Rose Wagner (The Raveonnetes), wajib dimiliki para penggemar reverb  dan delay di atas 500 ms walau lirik lagunya berbahasa Denmark.
Sune Rose Wagner/2008


28. Do It Everytime – Ringo Deathstarr
Pandu Fuzzthoni dari Morfem merekomendasikan grup ini. Seperti mendengar My Bloody Valentine dan The Jesus & Mary Chain sedang berkolaborasi. Lebih dari cukup untuk menyukainya.
Colour Trip/2011


29. Chinatown – Wild Nothing
Betapa enak dan bagusnya lagu ini, bahkan istri saya pun menyetujuinya.
Gemini/2010


30. Cinnamon – Tripwires
Tidak sengaja melihat video-nya yang sangat attitude di Youtube, intronya mengingatkan saya dengan Sonic Youth.
single/2011

____________________


Henry Foundation—dikenal juga dengan alter ego “Batman”—adalah pelaku seni multi talenta. Selain tenar sebagai programmer dan penyanyi utama kelompok musik sintetik Goodnight Electric, ia juga seorang artis visual serta sutradara video. Belakangan Henry bertingkah lagi dengan menjalankan projek termutakhirnya, Vague Under Lightning Tiger (V.U.L.T.). Di sini posisinya sebagai biduan merangkap gitaris.

___________________

» Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls. Or download the whole playlist here.

Upcoming show/exhibitions*:
– Apr 06 | Exhibition: Oomleo (synthesizer & voice of Goodnight Electric)
– Apr 13 | Exhibition: Ardy Chambers (young Makassar music/fashion mogul)
– Apr 20 | Exhibition: Anto Arief (troubadour, radio announcer and producer of Substereo, lecturer)
– Apr 27 | Exhibition: Danie Satrio (managing director of Hai magazine)
And more shows and exhibitions by Kemir, Ricky Surya Virgana, Andre Opa, Phil Mimbimi, Coki Singgih, Adi Cumi, Tony Tandun, etc in May.

See y’all again next Wednesday!

Boozed, Broozed, and Broken-boned,
RUDOLF DETHU
*subject to change

____________________

The Block Rockin’ Beats
Curator: Rudolf Dethu
Every Wednesday, 8 – 10 PM
The Beat Radio Plus – Bali, 98.5 FM

120 minutes of cock-melting tunes.
No bullcrap.
Zero horse shit.
Rad-ass rebel without a pause.

Shut up and slamdance!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top