Fedora-O-Rama

Jika menyebut nama Slash, selain rambut keriting serta kepiawaiannya bergitar, apa yang paling benderang kita ingat dari dia? Topinya, tentu. Begitu juga The Blues Brothers serta Brian Johnson biduan AC/DC, sama sebangun, segendang sepenarian, ciri khas mereka ada pada aksesori yang dikenakan di kepalanya. Cuman, giliran ditanyain penutup kepala nan panjang yang gemar dipakai oleh pria bernama asli Saul Hudson itu tepatnya bernama apa, saya berani jamin pasti sebagian besar dari anda bakal bengong kebingungan. Hey, sebutan tepatnya adalah "Top Hat”. Sementara topi khas The Blues Brothers dikenal dengan “Fedora”.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Jika menyebut nama Slash, selain rambut keriting serta kepiawaiannya bergitar, apa yang paling benderang kita ingat dari dia? Topinya, tentu. Begitu juga The Blues Brothers serta Brian Johnson biduan AC/DC, sama sebangun, segendang sepenarian, ciri khas mereka ada pada aksesori yang dikenakan di kepalanya.

Cuman, giliran ditanyain penutup kepala nan panjang yang gemar dipakai oleh pria bernama asli Saul Hudson itu tepatnya bernama apa, saya berani jamin pasti sebagian besar dari anda bakal bengong kebingungan. Hey, sebutan tepatnya adalah “Top Hat”. Sementara topi khas The Blues Brothers dikenal dengan “Fedora”.

Slash ber-Top Hat

The Blues Brothers mengenakan Fedora khasnya

Sementara aksesori wajib Brian Johnson dijuluki “Newsboy Cap”, yang kebetulan masih keluarga dekat “Flat Cap”. Di Indonesia sendiri Flat Cap lebih populer sebagai “Topi Pak Tino Sidin”—anak band era sekarang yang kerap memakainya di antaranya Heru Shaggydog.

Newsboy Cap

Flat Cap

Indeed, jika seksama diperhatikan, Newsboy Cap cenderung berbentuk lebih bulat serta di tengah-tengahnya terdapat “pentolan”.

Simak juga foto-foto berikut:

The Edge, sang penggemar “Beanie”

“Tam”, topi wajib kaum Rastafari

Scott Weiland mengenakan “Peaked Cap”

Che Guevara dengan “beret” legendarisnya

Ada juga beberapa varian dalam “Cowboy Hat” yang tak diberi nama secara spesifik. Perhatikan perbedaan antara Mike Ness & Lemmy.

Mike Ness dengan “Cowboy Hat” klasik

Cowboy Hat” Lemmy melengkung jauh ke dalam, lengkap dengan pernak-pernik Metal modern

Bagaimana dengan Hip Hop? Run DMC identik lewat “Bucket Hat” (utamanya produk keluaran Kangol). Dan “Trucker Hat”—turunan dari “Baseball Cap”—bak jadi bagian tak terpisahkan dari kultur Rap (dan belakangan Punk juga).

Run DMC, Bucket Hat & Kangol

Trucker Hat & Baseball Cap, masih satu famili

Nah, kalau seperti foto berikut julukannya “Pork Pie” serta “Walking Hat”.

Pork Pie

Walking Hat

Yang bikin penasaran, topi yang dipakai oleh Angus Young—lihat foto bawah, berdasi & membawa gitar, in case you don’t know—saya belum ketemu jawabannya. Entah sebutannya apa.

Mungkin anda bisa bantu? Cheers!

*Artikel ini sudah sedikit direvisi. Pertama kali tayang di Musikator pada Oktober 2008

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

RUDOLF DETHU

Scroll to Top