search

Ini Waktunya

Setelah absen kurang lebih empat tahun, Ballads of the Cliché siap meluncurkan rilisan terbaru. Sebuah album penuh sedang direncanakan. Untuk mengawalinya, mereka baru saja merilis sebuah single digital yang dibagikan secara gratis via dunia maya berjudul "Ini Waktunya". Silakan masuk ke halaman utama untuk mengunduhnya.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Rilis Pers

Oleh: Felix Dass

Setelah absen kurang lebih empat tahun, Ballads of the Cliché siap meluncurkan rilisan terbaru. Sebuah album penuh sedang direncanakan. Untuk mengawalinya, mereka baru saja merilis sebuah single digital yang dibagikan secara gratis via dunia maya berjudul “Ini Waktunya”.

Sepanjang sejarah, ini adalah single pertama—juga komposisi asli pertama band—yang menggunakan bahasa ibu mereka, Bahasa Indonesia. Ada banyak alasan yang mengemuka ketika pertanyaan tentang kenapa baru sekarang punya lagu berbahasa ibu.

“Dari dulu sebenarnya kami ingin memiliki lagu berbahasa Indonesia. Tapi memang pada kenyataannya sulit menulis lirik dalam Bahasa Indonesia,” ujar vokalis sekaligus penulis lirik “Ini Waktunya”, Bobby Alvianto.

Lagu ini, ditulisnya bersama penulis lagu utama band, pemain bas Dimas Ario.

“Kami cukup excited pada akhirnya bisa merilis single lagi,” tambah Dimas Ario.

Penantian lama ini merupakan efek dari berubahnya bagian hidup dari banyak orang di band ini.

Beberapa dari mereka menikah, beberapa memiliki anak dalam interval waktu tersebut dan beberapa juga diberikan pilihan oleh alam raya untuk melihat banyak hal baru yang pada akhirnya membuat urusan musik jadi sedikit terbengkalai.

“Sekarang kami datang dengan pemikiran yang lebih realistis dengan keadaan masing‐masing. Dengan kata lain, mimpi dan pengharapan yang ada skalanya lebih kecil dari empat tahun yang lalu. Sekarang kita cuma ingin berkarya dan menjawab kerinduan orang,” lanjut Dimas Ario lagi.

Saat ini, mereka sedang merekam sejumlah lagu yang sedang dipersiapkan untuk materi album penuh kedua.

“Rencana rilisnya terkendala dengan kesibukan masing-masing dari kami,” ucap Bobby Alvianto tanpa merinci dengan jelas kapan waktu yang pasti untuk album penuh kedua itu.

Ballads of the Cliché sekarang ini beranggotakan Bobby Alvianto (vokal), Dimas Ario (bass, vokal), Frederick Tobing (gitar), Kurniawan Bambang (gitar), Ferry Hardianto (drums), Zennis Arrohman (saxophone, trumpet) dan Ninatika Trimurti (keyboard, piano).

Ballads of the Cliché ~ Ini Waktunya

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top