search

Anagrammatic Pop Pseudonym

Tahukah anda bahwa Iggy Pop saat lahir oleh ibunya diberi nama James Newell Osterberg, Jr; dan Nikki Sixx dikenal sebagai Frank Carlton Serafino Ferrana. Sementara di KTP dan SIM milik Ol' Dirty Bastard yang tertera justru Russell Tyrone Jones. Dan di ijazah Remy Sylado identitas yang tercantum malah Yapi Panda Abdiel Tambayong. Nah, penggunaan nama alternatif, identitas alias, A.K.A. (Also Known As), seperti ini diistilahkan sebagai Pseudonym.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Bagi rekan penyuka tembang cadas pasti familiar dengan Iggy Pop dan Nikki Sixx, bukan?
Iggy Pop era The Stooges


Nikki Sixx—ayo tebak yang mana—di kala muda

Jika mengaku penggemar Hip Hop jelas kenal dengan Ol’ Dirty Bastard dong?
Ol’ Dirty Bastard pasca Wu-Tang Clan

Untuk skala lokal, tentu mengakrabi seniman mbeling mantan redaktur majalah musik legendaris Aktuil, Remy Sylado.


Salah satu edisi Aktuil

Namun tahukah anda bahwa Iggy Pop saat lahir oleh ibunya diberi nama James Newell Osterberg, Jr; dan Nikki Sixx dikenal sebagai Frank Carlton Serafino Ferrana? Sementara di KTP dan SIM milik Ol’ Dirty Bastard yang tertera justru Russell Tyrone Jones. Dan di ijazah Remy Sylado identitas yang tercantum malah Yapi Panda Abdiel Tambayong.

Nah, penggunaan nama alternatif, identitas alias, A.K.A. (Also Known As), seperti ini diistilahkan sebagai Pseudonym.

Mundur ke belakang, geliat Pseudonym sebenarnya telah dimulai sejak jaman kerajaan. Semisal George III of the United Kingdom (1738  – 1820) bernama asli George William Frederick. Atau yang lebih lawas lagi bisa dilihat pada julukan yang diberikan kepada para Paus (Pope), pemimpin umat Katolik yang berkedudukan di Roma. Ambil satu contoh saja, Pope Gregory IX, yang menduduki posisi Paus sejak 1227 hingga 1241. Yang tertulis di akte kelahirannya amatlah berbeda: Ugolino di Conti.

Lain dari itu Pseudonym banyak diaplikasikan oleh pengarang buku, penulis puisi, artis teater & film, pejuang gerilya, sampai computer hackers. Sementara di blantika musik Pseudonym dilakukan kerap dengan alasan untuk menghindari konflik dengan label tempat mereka bernaung. Iya, bagi yang belum ngeh, ketika seorang artis bergabung dengan sebuah label—apalagi label mayor—maka segala aktivitas berkeseniannya harus mendapatkan persetujuan dari label. Si artis dari label Sony—katakanlah begitu—tak bisa sembarangan, misalnya, berkolaborasi dengan musisi label Warner lalu merilis hasil karya tersebut di bawah Warner. Maka kiat “aman” yang sering jadi pilihan adalah memunculkan jati diri berbeda. Ini diterapkan oleh Jerry Samuel ketika menerbitkan single They’re Coming to Take Me Away Ha-Haaa! pada 1966. Dia menyebut dirinya Napoleon XIV guna berkelit dari isu legal formal yang mungkin datang dari labelnya. Segendang sepenarian dengan George Harrison (The Beatles). Partisipasinya di sebuah lagu Cream, Badge, disembunyikannya lewat sosok “bidadari misterius”: L’Angelo Misterioso

Sebagian lagi menerapkan Pseudonym demi mempertegas & memperkuat imej yang hendak diusung ke publik. Brian Hugh Warner pastinya punya ide tertentu ketika memilih predikat baru Marilyn Manson yang notabene merupakan gabungan dari nama bintang film sensual Marlyin Monroe dengan pembunuh berantai nan berdarah dingin Charles Manson. Masuk akal banget. Coba saja bandingkan antara Simon John Ritchie dengan Sid Vicious, John Joseph Lydon dengan Johnny Rotten, Christopher Millar dengan Rat Scabies (The Damned), mana lebih kental kadar “Punk”nya? You tell me.

Varian lain dari Pseudonym yang digunakan beberapa musisi adalah Anagram. Yang ini semata permainan kata. Pernah tahu Kajagoogoo?  Biduan kelompok asal Inggris itu namanya Limahl. Benar, Limahl adalah improvisasi dari Hamill—nama lengkapnya Christopher Hamill. Vokalis The Doors, Jim Morrison, sempat juga beranagram. Di salah satu gita tenar mereka, L.A. Woman, ia berwujud sebagai “Mr. Mojo Risin'”.

Christopher Hamill (baju merah) di masa Kajagoogoo

Di bawah ini saya beberkan sebagian identitas sejati, apa dan siapa, di jazirah Rock ‘n’ Roll.

Dee Dee Ramone – Douglas Colvin
Joey Ramone – Jeffrey Hyman
Johnny Ramone – John Cummings
Marky Ramone – Marc Bell
Tommy Ramone – Tommy Erdelyi
CJ Ramone – Christopher Joseph Ward
Richie Ramone – Richard Reinhardt
King Adrock (Beastie Boys) – Adam Horovitz
MCA (Beastie Boys) – Adam Yauch
Tori Amos – Myra Ellen Amos
Adam Ant — Stuart Leslie Goddard
Stiv Bators (Dead Boys) – Steven John Bator
Frank Black (The Pixies) – Charles Michael Kitridge Thompson IV
Bono (U2) – Paul David Hewson
David Bowie – David Robert Jones
50 Cent- Curtis Jackson
Captain Sensible (The Damned) – Ray Burns
Elvis Costello – Declan Patrick McManus
Chuck D (Public Enemy) – Carlton Ridenhour
Flavor Flav (Public Enemy) – William Drayton
Glenn Danzig (Misfits) – Glenn Allen Anzalone
Tré Cool (Green Day) – Frank Edwin Wright III
Alice Cooper – Vincent Damon Furnier
C. C. DeVille (Poison) – Bruce Anthony Johannesson
Ronnie James Dio (Dio) – Ronald James Padavona
Dr. Dre (N.W.A.) – André Romel Young
Eazy-E (N.W.A.) – Eric Lynn Wright
The Edge (U2) – David Howell Evans
Jello Biafra (Dead Kennedys) – Eric Boucher
Eminem – Marshall Bruce Mathers III
Flea – Michael Balzary
Serge Gainsbourg – Lucien Ginzburg
Ghostface Killah (Wu-Tang Clan) – Dennis Coles
MC Hammer – Stanley Kirk Burrell
Ice Cube – O’Shea Jackson
Ice T – Tracy Marrow
Billy Idol – William Michael Albert Broad
Lux Interior (The Cramps) – Erick Lee Purkhiser
Kid Rock – Robert Ritchie
Yngwie Malmsteen – Lars Johann Yngve Lannerbäck
Meat Loaf – Marvin Lee Aday
Ozzy Osbourne (Black Sabbath) – Jonathan Michael Osbourne
Pink – Alicia Beth Moore
Queen Latifah – Dana Elaine Owens
Twiggy Ramirez (Marilyn Manson) – Jeordie Francis White
Lee Rocker (Stray Cats) – Leon Drucker
Axl Rose (Guns ‘N Roses) – William Bruce Bailey
Sting (The Police) – Gordon Matthew Sumner
Vanilla Ice – Robert Van Winkle
Rob Zombie (White Zombie) – Robert Cummings

Apakah anda sendiri juga mempraktekkan Pseudonym?

_____________________

*Artikel ini sudah sedikit direvisi. Pertama kali dimuat di Musikator pada 28 Juni 2009

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top