
LOLONG ANJING WAHAB
Sebuah puisi memikat untuk merayakan Hari Literasi Internasional.
Home / Blog / SOCIO-POLITICAL CULTURAL / LINGUISTICS
Sebuah puisi memikat untuk merayakan Hari Literasi Internasional.
Jangan eksesif, kurangi foya-foya memakai tanda seru. Substansi ada pada pemilihan kata, seleksi diksi, dan kecermatan kolokasi. Bukan simbol eksklamasi.
Kerancuan yang semestinya tak perlu terjadi jika memang mau meluangkan beberapa belas detik untuk membuka KBBI. Lah, katanya organisasi dengan semangat berbangsa, bernegara, berbahasa—bangga menjadi Indonesia?
Mai Mabasa Bali (let’s speak Balinese) is a program that I run at the moment & the goal is to attract young people’s interest to embrace their roots, their mother tongue: Balinese language. The dream is that Balinese language will be actively used again as a means of daily communication, as the lingua franca. Or at least the Balinese language is no longer considered as an obsolete object, uncool, being left to rot.
We’ll release some new and exciting Balinese songs by Navicula, The Hydrant Bali, James Manja, Alien Child, and the Balinese music veteran: Widi Widiana.
Semeton, niki pragata kel wenten acara renteb #MaiMabasaBali Timpal-timpal leket tiyang lan pisaga ajak patawangan sareng maruket diki (The Hydrant, Navicula, James Manja, Alien Child, Widi Widiana).
Warga Pulau Bali, belakangan lekat sekali mendengar istilah reklamasi dan revitalisasi. Kata reklamasi diakrabi lebih awal sejak isu reklamasi terhadap Teluk Benoa berhembus medio 2012.
Billy Idol baru saja menerbitkan Kings & Queens of the Underground. Sebelumnya, ia juga menggarap ulang “Flesh for Fantasy”.
Dari penelisikan nan obsesif tersebut akhirnya secara natural melebar ke aspek kebahasaan, hal lain yang saya sukai selain musik (dan buku dan busana dan wiski).