search

ANTARA MOSKWA DAN MALADEWA

Sudah tahu belum bahwa yang baku itu Maladewa dan Moskwa?
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Barangkali oleh sebagian besar khalayak dirasa lebih keren menyebutnya dengan Maldives. Dan itu pun masih duh-gusti salah karena dominan mengucapkannya dengan “Mal-daevs”. Padahal yang tepat adalah “Mal-divs”.

Mungkin juga akibat literasi di negeri ini yang sungguh buruk—Indonesia menduduki 11 peringkat terbawah literasi membaca dari 81 negara di dunia yang didata oleh PISA – Programme for International Student Assessment pada 2022. Tengsin yekan?

Maka itu, janganlah sok mengklaim diri si paling cinta NKRI kalau berbahasa ibu saja belum becus—dan minim usaha untuk becus. Kebayang gak bahwa yang baku menurut KBBI untuk Maldives adalah “Maladewa”. Mal-daevs? Yaelah, broh.

Bagaimana dengan ibu kota Rusia, Nouakchott? …Eh, itu mah Mauritania ya. Kita masih sering menyebutnya dengan Moskow. Sejatinya, termutakhir, sudah secara resmi oleh KBBI direvisi menjadi Moskwa.

Masih ada beberapa nama yang belum dicarikan padanannya oleh bapak-ibu di Badan Bahasa semisal apakah ibukota Venezuela, Caracas, bisa disesuaikan lidah lokal menjadi Karakas; Copenhagen menjadi Kopenhagen; Macau menjadi Makau; lalu yang benar apakah Republik Ceko atau Cheska; dan sebagainya.

Berikut sebagian kecil nama-nama ibu kota dan negara versi baku yang sempat saya kumpulkan seraya ngopi pagi. Semoga sejawat Mal-daevs terkasih bisa lebih tercerahkan :)

💧 Anda mungkin akan suka juga dengan PENGAR.

⎯⎯⎯⎯⎯

Featured image via Bangkok Post.

Simak juga diskusi yang terjadi di Instagram soal nama-nama negara dan ibu kota ini:

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top