SINGKATAN DAN AKRONIM

Akronim dan singkatan itu serupa, tapi tidak sama.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Ia serupa. Tapi tidak sama. Keduanya berupa pemendekan kata-kata namun jika disimak saksama maka akan terlihat perbedaannya.

Dari beberapa sumber sahih yang saya gali bisa disimpulkan pendek-lugas:
SINGKATAN ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

  • Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti tanda titik.
    Contoh: B. J. Habibie, Prof. Dr.
  • Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan dan organisasi serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
    Contoh: KONI (Komite Olaharaga Nasional Indonesia), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
  • Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
    Contoh: dsb. (dan sebagainya), Yth. (Yang terhormat)
  • Singkatan lambang kimia, singkatan satuan takaran, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
    Contoh: cm (sentimeter), kg (kilogram)

AKRONIM adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, pula gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.

  • Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
    Contoh: PDJI (Persatuan Disc Jockey Indonesia) STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
  • Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
    Contoh: Gabileka (Garuk Biji Lewat Kantong), Yonzipur (Batalyon Zeni Tempur)
  • Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, serta gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
    Contoh: akamsi (anak kampung sini), rudal (peluru kendali)

Yang menarik, di jaman Generasi Langgas, di era Milenial ini, ada kecenderungan untuk memberontak dari rupa-rupa aturan yang barangkali dianggap terlalu kaku dan kurang keren. Muncul kemudian fenomena pemendekan singkatan-bukan akronim-ogah macam HRLY (Hurley), MGMT (Management), BRNDLS (Brandals), dsb. Roboh sudah surau jumud kebahasaan.

Saya pribadi tidak terlalu terganggu dengan manuver padu paksa sedemikian rupa. Bahasa memang seyogianya lentur, relatif ramah pada perkembangan jaman.

Sudah begitu, mari berperan serta merobohkan surau jumud kebahasaan.

💧 Baca juga KOSAKATA ZODIAK.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top