Esprit de Corps: Padu Bersatu Menuju Top

Sejauh ini kita melulu bicara soal eksternal, soal bagaimana menyenangkan pihak luar, apa yang harus dilakukan agar pihak sekeliling hatinya gonjang-ganjing. Lalu, urusan internal, perkara domestik, mau dibiarin tandus tak terurus? Konsolidasi ke dalam jelas tak kalah penting. Sebab jika ihwal kerumahtanggaan dalam sebuah organisasi (baca: band) keropos maka cahaya yang menyebar terpancar juga biasanya otomatis kurang benderang. Jadi, sekali lagi, selain persoalan jejaring sosial, menyenangkan penggemar, segala gono-gini pencitraan, fondasi pendukung selain personel Trio Kiamat Raya semata adalah penting juga. Agar konstruksi sebuah kelompok musik makin sakti mandraguna memang idealnya---maksudnya ideal dalam skala minimal ya---di orbitnya ada elemen pendukung kayak manajer, soundman, dan crew yang ngurusin instrumen masing-masing pemain band. Dengan support sedemikian rupa maka orang per-orang anggota Trio Kiamat Raya bisa fokus ngurusin musik aja. Trio Kiamat Raya bakalan nyaman konsentrasi dalam berkesenian.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Sejauh ini kita melulu bicara soal eksternal, soal bagaimana menyenangkan pihak luar, apa yang harus dilakukan agar pihak sekeliling hatinya gonjang-ganjing. Lalu, urusan internal, perkara domestik, mau dibiarin tandus tak terurus?

Konsolidasi ke dalam jelas tak kalah penting. Sebab jika ihwal kerumahtanggaan dalam sebuah organisasi (baca: band) keropos maka cahaya yang menyebar terpancar juga biasanya otomatis kurang benderang. Jadi, sekali lagi, selain persoalan jejaring sosial, menyenangkan penggemar, segala gono-gini pencitraan, fondasi pendukung selain personel Trio Kiamat Raya semata adalah penting juga.

Agar konstruksi sebuah kelompok musik makin sakti mandraguna memang idealnya—maksudnya ideal dalam skala minimal ya—di orbitnya ada elemen pendukung kayak manajer, soundman, dan crew yang ngurusin instrumen masing-masing pemain band. Dengan support sedemikian rupa maka orang per-orang anggota Trio Kiamat Raya bisa fokus ngurusin musik aja. Trio Kiamat Raya bakalan nyaman konsentrasi dalam berkesenian.

Secara struktural, tugas dari masing-masing awak non personel band adalah:

1. Manajer

Pemegang posisi ini bertanggungjawab terhadap serba aneka administrasi. Yang berhubungan dengan kontrak, negosiasi dengan event organizer, lalu lintas keuangan (tentu atas sepengetahuan dan persetujuan Trio Kiamat Raya), kepegawaian (mengatur crew, siapa mengerjakan apa, dsb), semua dikawal oleh sang manajer.

2. Soundman

“Tukang Son” berperan menjaga kemaslahatan tata suara di panggung. Jabatan ini, lucunya, kerap dianggap remeh padahal sejatinya sungguh vital. Sering terjadi, kamu sibuk jungkir balik di atas panggung, merasa bermain hebat tanpa cela dan keren, padahal para penonton kebingungan menyaksikan pemain band-nya gedubrakan beraksi gila-gilaan sementara suara yang terdengar cuma jeduk-jeduk drum saja, gitarnya suaranya kecil, bas mendem gak jelas, vokalnya timbul tenggelam. Istilahnya, percuma saja kalian tenar sebagai trio dengan kualitas permainan rapi jali jika ternyata kehebatan tersebut nihil nongol ke permukaan gara-gara abai mengurusi tata suara.

Khalayak jadi ragu apa benar rumor yang bilang bahwa kalian sedigdaya itu. Adalah wajib setiap kali manggung mengajakserta tukang son. Bahkan, seandainya kita main di luar kota dan duit dari panitia cuma cukup untuk 4 orang maka yang diberangkatkan sebaiknya: Trio Kiamat Raya + soundman. Manajer tidak usah bareng. Manajer biar membereskan proses administrasinya lewat internet saja. Posisi tukan son lebih strategis dibanding manajer jika kita terjebak di situasi macam begini.

3. Crew

Jabatan ini sebenarnya untuk mempermudah kerja para pemain band, terutama saat mereka manggung. Personel Trio Kiamat Raya akan merasa safe ketika kelojotan beraksi di panggung. Begitu ada kabel lepas akibat saking bersemangatnya, crew langsung sigap memasangnya kembali. Mikrofon jatuh, diberdirikan lagi dalam hitungan sekejap. Sang biduan segera disodori minuman begitu memberi tanda haus.

Keberadaan crew ini seyogianya efektif melancarkan sebuah pertunjukan. Personel band tak perlu lagi kalut memikirkan hal-hal remeh temeh. Pikirannya bisa penuh tertuju ke bagaimana tampil seprima mungkin. Dengan demikian hasil yang muncul dari performa Trio Kiamat Raya bisa maksimal. Akan lebih afdol lagi jika tiap personel punya crew-nya sendiri-sendiri.

Gono-gini di atas barusan adalah dalam standar minimal. Seandainya Trio Kiamat Raya sudah lebih tajir sebaiknya menambah lagi jumlah orang dalam timnya. Semisal mengajak serta fotografer untuk melengkapi dokumentasi, road manager yang mengurusi tetek bengek band serta mengorganisir crew ketika tour ke luar kota, dsb.

Kudu diingat pula, struktur organisasi dalam grup musik harus disusun dengan baik-benar, siapa bertanggungjawab kepada siapa, agar jalannya organisasi bisa tata tentram kerta raharja. Ini untuk menghindari kisruh domestik, ketersinggungan yang tak perlu gara-gara soal sepele, dan semuanya berjalan dengan profesional demi kelanggengan tim. Biar gak, baru terkenal sedikit, eh, tau-tau udah bubar aja di tengah jalan. Dengan job description yang dijabarkan secara jelas, fungsi jabatan tidak tumpang tindih, niscaya tiap-tiap orang dalam tim merasa semua berjalan adil.

Dipahami?

__________________

*Artikel ini pertama kali tayang di Langit Musik
*Tulisan ini adalah seri ke-3 dari rangkaian tulisan saya yaitu [1] Tak Ada Gunanya Punya Akun Bejibun, [2] Propaganda Sederhana Tepat Guna, [3] Pemuja dan Pemuji: Kelola dan Mobilisasi, dan [4] Turun Gunung, Bung
*Foto di halaman depan dipinjampakai dari fortunatemusic.com dan foto di halaman dalam dipinjampakai dari andre-giovanni.blogspot.com

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.
Picture of Rudolf Dethu

Rudolf Dethu

Music journalist, writer, radio DJ, socio-political activist, creative industry leader, and a qualified librarian, Rudolf Dethu is heavily under the influence of the punk rock philosophy. Often tagged as this country’s version of Malcolm McLaren—or as Rolling Stone Indonesia put it ‘the grand master of music propaganda’—a name based on his successes when managing Bali’s two favourite bands, Superman Is Dead and Navicula, both who have become two of the nation’s biggest rock bands.

Related

Scroll to Top