Tonite! Wednesday, October 20, 2010; 8-10 PMUpcoming R-n-R Exhibition: VEROLANDChop-N-Roll: My On-The-Go Playlist:: Introduction and playlist, written and handpicked by Vero Himself :: Saya sangat kaget ketika membaca email dari Mr. Dethu kemarin yang mengingatkan saya harus mengirim list lagu-lagu pilihan saya dalam dua hari. Memang beliau sudah meminta saya dari beberapa bulan lalu, tapi somehow ada saja kerjaan yang mengganggu ketika saya mau mulai memilih lagu dari iPod model primitif saya. Berikut adalah playlist dari on-the-go-2 dalam iPod saya yang layarnya penuh guratan dan bercak oli; sering dipasang di workshop saya, biasa terdengar di antara bunyi batu gerinda yang beradu dengan pipa baja, tumbukan palu yang menghajar plat aluminum setebal 2mm (lebay...). Keras? Belum tentu, seperti halnya workshop saya yang kadang super berisik tapi kadang sunyi, pilihan musik saya tidak terpatok pada satu genre. Yang penting bagi saya, kadang bisa memompa semangat, tapi kadang juga menurunkan emosi ketika salah satu tukang las salah potong pipa. ♬ ♪ Radio streaming live http://army.wavestreamer.com:6356/listen.pls
Edition: March 17, 2010Rock-n-Roll Exhibition: ARIBOWO SANGKOYONyanyikanlah Hidup Kita!:: Playlist, intro, song descriptions, and (most) photos, written and handpicked by Ribosa Himself :: Saya bersaksi bahwa tiada hidup selain musik dan saya bersaksi bahwa lagu-lagu berikut adalah penyelamat kewarasan saya. Semoga kita dikembalikan ke distorsi yang 'benar' dan terbebas dari godaan pasar yang terkutuk. Amin.
Edition: August 25, 2010Rock-n-Roll Exhibition: EDY KHEMODMusic for the (Next) Jilted Generation:: Playlist, intro, and song descriptions, handpicked and written by Khemod Himself :: Hai anakku yang belum lahir, apa kabarmu! Walaupun kamu belum muncul di dunia ini, tapi Ayah ingin memberi peninggalan untukmu. Sayangnya aku bukan miliarder, jadi belum bisa memberimu mobil mewah atau kapal tanker. Jadi apa boleh buat, untuk sementara Ayah beri kamu sesuatu yang tidak kalah kerennya: Playlist Ayah. Sedikit bagian dari Ayah, semacam artefak dari jaman jahiliyah Ayah untuk kamu ketahui. Nak, semoga selera musik Ayah masih masuk dengan seleramu. Jadi tidak sia-sia perjuanganku berhari-hari mencoba membuat playlist ini. Kalau ternyata selera kita tidak nyambung, ya maaf kalau begitu. Tapi coba saja dengarkan sebagai wawasan, mudah-mudahan bermanfaat di pergaulan nanti. Tidak kuper lah paling ngga. Lagu-lagu yang membentuk masa pertumbuhan Ayah, mulai dari jaman Ayah kecil diam-diam menyelinap ke kamar pakde-pakdemu, mendengarkan Genesis dan Rush, main ke rumah pakde Arian mendengarkan Iron Maiden & Metallica, masa-masa ABG Ayah di panggung-panggung Saparua Bandung, bermain skate di TLL Bandung, hingga gemerlap dunia malam di ibukota (itu lain cerita, nanti Ayah ceritakan lain waktu... kalau tidak malu). Nak, semoga playlist 2 jam ini bisa menjadi kenang-kenanganmu tentang Ayah. Paling tidak kamu bisa cerita ke teman-teman sekolah kamu, kalau Ayah kamu selera musiknya ngga jelek-jelek amat. Dan memudahkan kamu mendapat pasangan ketika sedang puber nanti.
Tonite! Wednesday, September 08, 2010; 8-10 PMWham! Bang! You're Dead, Man!Today is the 1st anniversary of BlokRokinBeats. Each and every person who participated/doing exhibition before, was asked to pick one song with special theme: a track that they would use for their funeral, soundtrack of their last-kiss goodbye, song to overdose to, farewell-and-wish-you-well (or hell), a solid calibre of "danse macabre".
Edition: June 30, 2010Rock-n-Roll Exhibition: BIN HARLANButuh Kaset C Berapa?:: Playlist, intro, and song descriptions, written and handpicked by Bin Himself :: Saat masih kuliah, cukup sering saya melihat eksekutif muda memborong CD progressive rock di Aquarius Pondok Indah. Waktu itu saya hanya terus membatin,”Nanti kalau gue udah kerja, giliran gue yang kayak begitu. Gue borong CD-CD kesukaan gue”. Kenyataannya, sampai sekarang saya tak kunjung mapan. Hingga di era penampakan dan perdagangan vinyl di Facebook, saya hanya mampu membeli sedikit demi sedikit CD band luar negeri di toko-toko tenar yang kian sepi. Menggeluti permusikan menggiring pada dua hal: rasa penasaran dan jiwa koleksi. Penasaran ketika bertemu visual, membaca resensi album, atau mendapat informasi tentang sebuah band dari teman-teman. Jiwa kolekasi membuat suasana toko rekaman musik seperti sekuntum dongeng hangat. Tapi, rasa penasaran dan jiwa koleksi senantiasa dihadang hambatan: akses mendapatkan barang yang diinginkan dan kondisi keuangan. Sulit. Solusinya: teman-teman dan kaset (belakangan CD) kosong Merekam dan direkamin adalah petualangan. Berlama-lama di kamar teman untuk membuat kompilasi. Menulis judul-judul lagu. Menyalin sampul CD impor menjadi sampul kaset fotokopian. Pertanyaan penutup saat ingin direkamin sebuah album rekaman bisanya masalah durasi, “Butuh beli kaset C berapa?” Kadang-kadang saya membuat rekaman Single atau EP. Saat meminjam sebuah album, saya malah membeli kaset kosong C 15, memilih lagu-lagu tertentu di CD pinjaman itu untuk dijadikan rekaman mini versi sendiri. Atau kebalikannya, membeli kaset C90 untuk bisa membikin split album versi suka-suka. Pernah juga seorang teman mengirim surat dari luar negeri disertai kaset kosong yang telah diisi oleh lagu-lagu James Iha. Tapi sayangnya, sesungguhnya tak banyak teman-teman saya yang menyukai musik-musik yang “sealiran” dengan saya. Atau dengan kata lain: saya kurang bergaul dengan “anak underground”. Akibatnya, sumber untuk membuat kaset-kaset rekaman tidaklah banyak. Sangat sering saya penasaran dengan sebuah band tapi tak kunjung bisa mendengarkan dan memiliki albumnya karena keterbatasan sumber tersebut. Cara membuat playlist saya ini adalah dengan metode “Rekamin gue, dong” yang klasik itu. Saya ke kamar kerja seorang teman, mengecek lagu-lagu di komputernya, dan membuat kompilasi dari stock lagu yang tersedia di sana. Lebih spesifik lagi, lagu-lagu yang saya pilih dari komputer itu adalah lagu-lagu yang pernah saya rekam atau pernah direkamin oleh teman untuk saya. Kaset dan CD kosong membantu dahaga musik dengan lika-likunya. Termasuk lupa memencet tombol “record”…
Edition: July 21, 2010Rock-n-Roll Exhibition: DEDI KRISTIANDaddy-O-Stereo:: Playlist, intro, song descriptions, and photos, written and handpicked by Dedi Himself :: Playlist dibawah adalah normalizer saya di keseharian. Kadang jadi rambu-rambu, kadang jadi ekstase kilat, kadang jadi penenang, kadang menunjukkan siapa saya. Banyak diantaranya adalah musik pengiring saat masih berjumpalitan di pinggir jalan Bali belajar six-step atau air freeze, buat lirik rap dll, disaat anak2 lain berdistorsi dengan gitar listrik dan pakai baju hitam-hitam. Dan lagu2 ini selalu fit in dengan semua periode hidup setelahnya, sampai sekarang. Ditambah dengan lagu-lagu baru yang saya temukan seiring jalan tentunya. All songs define revelations in the long run!
Edition: June 02, 2010Rock-n-Roll Exhibition: EKA ANNASHPast, Present, Heron & Morphine:: Playlist, notes and (a few) photos, written and handpicked by Eka Himself :: Some of these tracks are obvious classic. But I'm going to try to include a few obscures that I thought was brilliant and didn't have the chance to be explored by (or exposed to) the mass at the time of its release. But then again, maybe it didn't have to. It only belongs to those whom had intimate relation with (and appreciation to) these songs, that makes them extremely vital and relevant from the first place. These songs connect with me in a special way. It has relation to momentum, mental state and memories that happened during the stretch of my childhood, puberty and adulthood. It helped shaping me into a better human being that I am today. Enjoy!

rudolfdethu

[instagram-feed feed=1]

RUDOLF DETHU

Scroll to Top