Beberapa pekan silam saya diundang ke acara berseri lewat kanal YouTube, Dakocan Show, yang diasuh oleh Yu Megasari dan didukung penuh oleh Kopi Banyuatis. Ngobrol soal band/branding/business pula personal.
Rudolf Dethu bak Sasangkala dari pulau Dewata, yang secara berkala menyerukan ide-ide kreatif maupun positif, agar yang terjadi di sekitarnya selalu berjalan seimbang. Beberapa tahun lalu dia berteriak keras, sekaligus berdiri paling depan, untuk menentang reklamasi Teluk Benoa Bali melalui jurnal-jurnal ofensifnya. Mundur lagi ke belakang, pria ini sempat menyibak waktu demi berterimanya warga Nusantara terhadap populasi LGBT. Untuk perihal kesenian, terutama seni suara, dia turut berjasa dalam membenihi invasi band serta musisi Bali demi keluar dari kandang. Salah tiganya Superman is Dead (SID), Navicula, serta The Hydrant.
There should've been, at minimum, 3 bands to explode from Bali: Superman Is Dead, Navicula and Kaimsasikun. The last one had sophisticated skills, cool-and-controlled performance style, and their songs are even 'poppier' sounding than the other two bands (meaning it would be easier to penetrate the Indonesian market). They even have the looks. Ian Stevenson, the frontman, is without doubt one of the greatest young musicians that Bali ever produced. He shares what went wrong with his almost-famous group and a bit about his personal life in the post-Kaimsasikun era.
Rudolf Dethu adalah sosok di balik panggung dalam kesuksesan band-band asal Bali. Mulai dari Superman Is Dead sampai The Hydrant merasakan tangan dinginnya.
Bagaimana beberapa aktivis begitu berdedikasi memakai musik untuk membuat perubahan positif di komunitas mereka? Untuk lebih jauh, bergabunglah dalam diskusi spesial disertai pertunjukan yang menampilkan band punk serta kumpulan seniman kawakan Jakarta serta saksikan cuplikan film dokumenter Ayumi Nakanishi Jakarta: Where Punk Lives - MARJINAL.
DOMESTIC GROOVE ~ Celebâs Chosen Nine was once my bi-monthly column in The Beat (Jakarta) mag but now I move exclusively to this blog. Basically itâs an interview via e-mail which focuses on small, intimate, domestic stuff; what Indonesiaâs public figures are really into.
DOMESTIC GROOVE ~ Celebâs Chosen Nine tadinya adalah kolom khusus dwi-bulanan saya di majalah The Beat (Jakarta). Kini saya alihkan dan muat secara eksklusif di blog saya.
Ada beberapa album atau lagu yang sedang menarik perhatian saya akhir-akhir ini. Kalau lagu mungkin adalah "Tersesat Di Antariksa", nomor terbaru dari Morfem, band fuzz rock ibukota. Catchy, cepat melekat, dan adiktif.
You may or may not be aware, but Iâm actually a metalheadâI'm metal to the core! So it goes without saying that metal music is my daily soundtrack. Lamb of God, Sepultura, you name it.